kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayora Indah (MYOR) kejar pertumbuhan pendapatan 11% menjadi Rp 26,72 triliun


Kamis, 20 Juni 2019 / 18:17 WIB
Mayora Indah (MYOR) kejar pertumbuhan pendapatan 11% menjadi Rp 26,72 triliun


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TANGERANG - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) optimistis dapat meraup pertumbuhan pendapatan dobel digit pada tahun ini. Optimisme tersebut didasarkan pada kinerja di kuartal I 2019 yang tumbuh 10,68%.

Sampai akhir tahun 2019, MYOR menargetkan pendapatan sebesar Rp 26,72 triliun atau naik 11% dari tahun lalu yang sebesar Rp 24,06 triliun.

Direktur Utama Mayora Indah Andre Sukendra mengatakan, pertumbuhan rerata industri fast movement consumer goods (FMGC) Indonesia pada kuartal I lalu sebesar 2%. Sementara MYOR tumbuh signifikan hingga 10,68%.

"Dan kami optimis terhadap kinerja di sisa tahun ini,” ujar Andre, Kamis (20/6).

Andre menuturkan, pada triwulan pertama tahun 2019,  anggota indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan sebesar Rp 6,01 miliar. Sedangkan dari sisi bottomline MYOR mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 0,4% dari Rp 478 miliar di kuartal I tahun 2018, menjadi Rp 480 miliar di tahun ini. Karena itu, ia optimistis pendapatan tahun ini bisa tumbuh 11%.

Ia juga berharap pertumbuhan laba perseroan bisa lebih tinggi lagi. Untuk tahun ini, MYOR menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,7% atau di kisaran Rp 1,93 triliun. Pada tahun 2018 lalu, laba MYOR sendiri mencapai Rp 1,76 triliun.

Ada beberapa strategi bisnis yang akan dilakukan oleh MYOR. Diantaranya adalah dengan terus meluncurkan produk-produk baru. “Kita selalu pertahankan untuk terus rilis produk dan mendiversifikasi produk kami di setiap tahun,” katanya. 

Untuk tahun 2019 ini, MYOR sudah merilis dua produk baru untuk merk Roma yaitu Arden dan varian baru dari biskuit malkist dengan rasa tiramisu. Selain dengan meragamkan produk, MYOR juga terus meragamkan kemasan serta produk itu sendiri. 

MYOR juga masih menjaga efektivitas serta efisiensi biaya promosi. Andre mengakui strategi pemasaran merupakan ujung tombak bisnis FMCG. Meski begitu MYOR memiliki cara tersendiri untuk urusan itu. 

“Kita ngak mesti bikin iklan baru. Kita lihat kalau iklan dan strategi lama masih efektif, ya kita pakai lagi saja. Kami jaga rasio pengeluaran untuk itu di angka 10-11% dari penjualan,” kata Andre. 

Mayora Indah juga terus menjaga pasarnya di luar negeri. Andre menuturkan hingga kini produk-produk MYOR diekspor ke lebih dari 100 negara yang tersebar di beberapa kawasan seperti Asia Tenggara, Asia Timur, Timur Tengah, Afrika hingga Eropa Timur.

Ekspor memiliki kontribusi signifikan bagi pendapatan Mayora Indah. Tercatat sepanjang kuartal I lalu, kontribusi ekspor MYOR mencapai 39,76% atau sekitar Rp 2,39 triliun dari total pendapatan MYOR yang sebesar Rp 6,01 triliun.

Begitu juga dengan tahun lalu. Ekspor MYOR mencapai Rp 11,10 triliun dari total pendapatan sebesar Rp 24,06 triliun. Jumlah itu setara dengan 46,13% dari total pendapatan MYOR sepanjang 2018 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×