Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Usai melebur dengan PT Axis Telekom, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana menjual menaranya. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa menara, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki keinginan untuk mengambil menara tersebut.
"Kami tertarik dan punya kemampuan membeli. Yang penting kami siap dananya," sebut Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso, Kamis, (8/5).
TBIG pun masih memiliki sumber pendanaan dalam jumlah besar. Emiten halo-halo ini tercatat masih memiliki dana US$ 1 miliar dari pinjaman sindikasi 25 bank. Kala itu, TBIG memperoleh debt program senilai US$ 2 miliar dan yang terserap baru separuhnya.
Ia mengaku, memang belum ada pembicaraan dan pengajuan dengan pihak EXCL mengenai akuisisi menara ini. Namun ia meyakini bahwa jika EXCL ingin menjual sekitar 10.000 menaranya, pihak yang mampu menyerap adalah yang memiliki menara di jumlah besar tersebut. Pada akhir 2013, TBIG tercatat memiliki 10.134 menara dari 16.577 tenant.
Direktur Utama TBIG Herman Setya Budi mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan 3.000 sampai 3.000 tenant tahun ini. Di situ, jumlah menaranya akan berkisar 50% sampai 70%. Ini berarti, target pembangunan menara TBIG berada di kisaran 1.500 sampai 2.310 menara. Adapun, harga pembangunan tiap menara yakni Rp 1 miliar hingga Rp 1,2 miliar.
Di semester pertama ini, TBIG telah melakukan pembangunan 1.500 menara. Namun di situ terdapat menara yamg merupakan pemesanan dari tahun lalu. Helmy bilang, saat ini pengguna menara terbesarnya merupakan Telkomsel yang memegang porsi lebih dari 80%.
Herman mengatakan, saat ini 60% sampai 70% lokasi menara TBIG berada di Pulau Jawa dan Bali. Kemudian menaranya di Sumatera merupakan yang terbanyak kedua, dan Kalimantan serta Sulawesi berada di posisi ketiga. TBIG pun menempatkan menaranya di 14 regional seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News