kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Matahari (LPPF) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) ekspansi, ini rekomendasi analis


Senin, 11 November 2019 / 22:32 WIB
Matahari (LPPF) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) ekspansi, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Matahari Department Store (LPPF) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) menyiapkan ekspansi.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten ritel menyiapkan ekspansi. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan kesepakatan bermitra dengan Walgreens Boots Alliance Inc untuk memulai bisnis ritel farmasi, kesehatan, dan kecantikan dengan merek Boots di Indonesia.

Kehadiran Boots akan melengkapi keberagaman portofolio MAP. Jika sesuai dengan rencana, gerai Boots akan buka di semester II tahun 2020. "Jumlah tokonya 10 sampai 15 toko," ungkap Head of Corporate Communication MAPI Fetty Kwartati kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Fetty menambahkan, pihaknya akan membuka lebih banyak gerai lagi. Fetty mengungkapkan, karena Boots merupakan kerja sama baru, kontribusi terhadap pendapatan MAPI belum akan terlalu besar.

Baca Juga: Mitra Adiperkasa (MAPI) buka gerai health and care dengan merek Boots

PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) pun menyiapkan ekspansi dengan memperkenalkan gerai full-format OVS. Jika sebelumnya koleksi OVS hanya seputar produk anak-anak, kini diperluas ke segmen pria dan wanita.

Direktur Riset Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus melihat, langkah ekspansi kedua emiten ritel ini merupakan keputusan yang tepat. Usaha ekspansi yang telah dilakukan saat ini bisa mendorong pertumbuhan bagi kedua emiten tersebut. Apalagi, sejauh ini kedua emiten itu memiliki dominasi pasar yang cukup besar di masyarakat.

"LPPF kami melihat masih ada ruang untuk mencapai Rp 3.900 per saham. MAPI masih memiliki ruang untuk menuju Rp 1.300 per saham," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Baca Juga: Laba bersih Matahari Department Store (LPPF) turun lebih dari 20% hingga kuartal III

Tidak jauh berbeda, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai ekspansi yang dilakukan kedua emiten ritel tersebut menarik, terutama bagi LPPF. "Buy LPPF dengan target Rp 4.500 per saham," kata Chris kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Ekpansi LPPF menjadi menarik karena perusahaan tersebut masih fokus ke toko offline dibandingkan dengan toko online.

Di sisi lain, ekspansi MAPI di sektor farmasi, kesehatan dan kecantikan dengan membuka gerai Boots juga dianggap tepat. Sebabnya, penjualan online di sektor tersebut dinilai belum dapat bersaing. Chris pun menyarankan untuk buy saham MAPI dengan target harga Rp 1.200 per saham.

Baca Juga: Penjualan Kotor Naik Tipis, Laba Bersih Matahari Department Store (LPPF) Turun 20,65%

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya, beranggapan berbeda. Jika melihat peta persaingan bisnis fast fashion, Christine melihat saham kedua emiten tersebut masih belum menarik untuk dikoleksi.

Sekadar informasi, hingga kuartal III 2019, Mitra Adiperkasa (MAPI) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 11,43% secara year on year (yoy) menjadi Rp 15,40 triliun. Adapun pendapatan paling besar berasal dari segmen penjualan eceran dan grosir yakni 93,37% atau Rp 14,38 triliun.

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut terkerek 13,92% yoy menjadi Rp 647,09 miliar. Seperti dikutip dalam keterbukaan, sepanjang kuartal III 2019 ada perbaikan margin perusahaan.

"Ini dipicu oleh menguatnya nilai mata uang rupiah, dan membaiknya proses merchandising, analisa data, serta inventory profiling," terang Fetty dalam keterbukaan.

Baca Juga: Kinerja Moncer, Laba Grup MAP Naik Dua Digit

Sementara itu, hingga kuartal III 2019, LPPF mencatatkan penurunan pendapatan 0,64% yoy menjadi Rp 7,82 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun ikut terkikis 20,8% yoy menjadi Rp 1,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×