Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang utama tertekan keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Sejumlah mata uang utama pun mencari celah untuk menarik investor.
Berdasarkan Trading Economics, Jumat (10/1) pukul 18.42 WIB, pasangan EUR/USD turun 1,82% dalam sebulan terakhir ke 1,03022. Lalu GBP/USD turun 3,52%, AUD/USD merosot 2,91%, dan NZD/USD melemah 3,56%. Lalu, pairing USD/JPY naik 3,62%, USD/CHF naik 3,27%, dan USD/CAD 1,78%, yang berarti dolar AS lebih kuat dari mata uang tersebut.
Research & Development Trijaya Pratama Futures Alwi Assegaf mengatakan, dari jajaran mata uang utama itu, hanya JPY yang dinilai masih menarik. Sebab, JPY diproyeksikan mampu menguat seiring potensi peningkatan suku bunga Bank of Japan (BoJ).
Alwi menerangkan, JPY menjadi mata uang dengan kinerja paling buruk di 2024 dengan penurunan hingga 12%. Karenanya, tahun ini diperkirakan BoJ akan meningkatkan suku bunganya untuk membatasi pelemahan lebih lanjut mata uang Negeri Samurai itu.
"Jadi, saat bank sentral lainnya memangkas suku bunga, BoJ kemungkinan akan menaikkan suku bunga karena memang umumnya saat JPY melemah maka ada tindakan dari otoritas untuk melakukan intervensi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).
Baca Juga: Mata Uang Utama Tertekan Dihadapan Dolar AS, Berikut Penyebabnya
Sementara untuk mata uang lainnya, justru masing-masing bank sentral-nya cenderung bersikap dovish, yang mengindikasikan masih ada ruang untuk menurunkan suku bunganya. Sehingga berpotensi nilai mata uangnya masih akan tertekan dari dolar AS.
Meski begitu, tekanan terhadap JPY masih akan berlangsung selama kuartal I 2025, dengan pairing USDJPY diperkirakan masih akan berada di level 156. Sementara pada akhir 2025 diprediksi direntang 149 - 150.
Selanjutnya: Ekonomi Domestik Solid, Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan Terbatas di Pekan Ini
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 10-13 Januari 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 17.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News