kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Mata Uang Komoditas Unggul dari Dolar AS, Intip Prospeknya Hingga Akhir Tahun


Kamis, 29 Agustus 2024 / 19:28 WIB
Mata Uang Komoditas Unggul dari Dolar AS, Intip Prospeknya Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Di tengah volatilitas harga komoditas, mata uang komoditas terpantau bergerak menguat.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas harga komoditas, mata uang komoditas terpantau bergerak menguat. Penguatan itu dinilai lebih disebabkan oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Trading Economics pada Kamis (29/8) pukul 18.39 WIB, pairing NZDUSD terpantau menguat 2,20% dalam sepekan terakhir. Lalu pairing USDCHF melemah 0,90% dan USDCAD melemah 1,06% dalam sepakan.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan bahwa penguatan mata uang tersebut umumnya didukung oleh pelemahan pada dolar AS yang menyentuh level terendah dalam lebih dari setahun. "Mata uang komoditas akan didukung oleh prospek dimulainya siklus pemangkasan suku bunga the Fed," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8).

Tetapi sejumlah sentimen masih berpotensi menekan harga komoditas. Misalnya, perang, konflik, dan perlambatan ekonomi, khususnya di China.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat di Perdagangan Akhir Pekan, Jumat (30/8)

Lukman menerangkan, komoditas utama Kanada adalah produk energi minyak bumi. Nah, permintaan dan harga minyak bumi diperkirakan masih akan menurun.

Lalu Selandia Baru lebih ke soft commodity, seperti buah-buahan, daging, dan susu. Dia melihat komoditas tersebut juga tetap terimbas perlambatan, meskipun tidak sebesar komoditas energi dan logam.

Sementara ekonomi Swiss lebih ke manufaktur, walau sektor jasa masih yang utama. Di sisi lain, mata uang ini juga lebih identik sebagai mata uang safe haven.

"Jadi karakter ketiganya cukup berbeda," paparnya.

Baca Juga: Harga Tembaga dan Aluminium Terus Turun Akibat Permintaan China yang Lemah

Dari ketiga mata uang itu, Lukman menilai NZD yang paling menarik dari kacamata kebijakan suku bunga. Lukman menilai nilai tukar NZD, dengan inflasi dan suku bunga yang tertinggi akan lebih menarik dibandingkan CAD. Sedangkan CHF sudah pada target inflasi dan tingkat suku bunga ideal dan akan terus menjadi pilihan safe haven di tengah ketidakpastian.

Untuk potensi kenaikan di masa depan, kemungkinan naik lebih jauh akan terbatas. Sebab, posisi mata uang komoditas ini sudah priced-in dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada September, serta 100 bps hingga akhir tahun.

"Sehingga potensi penguatannya akan terbatas dan dolar AS akan cenderung rebound setelah keputusan FOMC September, kecuali keputusan itu adalah 50 bps," katanya.

Oleh sebab itu, NZD dan CAD diperkirakan akan lebih lemah dari posisi saat ini. Pada akhir tahun, NZD diperkirakan pada rentang 0,5900-0,6000 dan CAD 1,3600-1,3700.

"Namun CHF diperkirakan masih akan bisa menguat ke 0,8200-0,8300," tutup Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×