Reporter: Ahmad Febrian, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam lembaga mengocok ulang susunan saham. Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell menyusun ulang susunan saham yang masuk di FTSE Global Equity Index. Sebelumnya MSCI juga mengocok ulang konstituen, termasuk di MSCI Small Cap Indonesia.
Salah satu emiten yang masuk daftar MSCI Small Cap Indonesia adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO). Emiten bank digiital itu berhasil rebound dari titik terendahnya di level Rp1530 pada Oktober lalu. Pada perdagangan kemarin, Senin (20/11) tutup di Rp 2.340 atau menguat 2,18%.
Bersamaan dengan penguatan harga saham tersebut, asing terpantau mencatatkan net buy. Pada Selasa (21/11) pukul 10.23 WIB, harga ARTO naik tipis 0,43% di Rp 2.350 dibanding penutupan kemarin.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai, inklusi ARTO ke indeks global berpotensi mengundang dana asing masuk. Menurut Herditya, saat ini MSCI Small Cap Index memiliki 54 konstituen, kalau mengacu kepada pengumuman ada 5 emiten yang out dan 2 emiten masuk salah satunya ARTO.
“Fund manager asing yang berinvestasi di Indonesia dan menggunakan indeks ini sebagai acuan akan melakukan rebalancing dan mengatur ulang portofolio mereka. Sehingga, saham-saham yang keluar tadi akan cenderung dilepas dan dananya akan dimasukkan ke saham yang masuk sehingga ada potensi inflow,” kata Herditya, Selasa (21/11). Ia juga menegaskan masuknya ARTO ke indeks MSCI juga menjadi katalis positif untuk harga sahamnya di tengah faktor teknikal yang mendukung.
“Kami mencermati, pergerakan ARTO berpeluang untuk melanjutkan penguatannya. Hal ini nampak dari pergerakan kemarin yang disertai munculnya volume pembelian.Penguatan ARTO akan lebih terkonfirmasi bila mampu break resistance 2400 yang kami perkirakan akan menguji 2500-2600 sekaligus MA-200.” lanjut Herditya.
Berdasarkan laporan keuangan September 2023, laba bersih ARTO tumbuh 24% secara tahunan dan mencapai Rp 50 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut juga didorong kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 23% mencapai Rp 1,21 triliun.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Sejumlah Emiten Konsumer Ini Jelang Pemilu 2024
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menambahkan, masuk menjadi anggota indeks MSCI dapat memoles prospek saham, sehingga berpotensi mempertahankan tren kenaikan. Hanya saja, Sukarno mengingatkan lonjakan harga ini bersifat sementara.
"Setelah itu kembali lagi ke faktor-faktor fundamental perusahaan. Pelaku pasar bakal merespon positif, potensi akan menambah atau melakukan hold lebih lama lagi. Tapi tetap perhatikan faktor-faktor lainnya," imbuh Sukarno.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus sepakat, masuk ke indeks MSCI akan membawa angin segar bagi pergerakan harga saham. Namun, investor tetap perlu cermat menilai kondisi fundamental, prospek bisnis dan valuasi dari emiten tersebut.
"Apabila sudah masuk ke dalam Indeks MSCI, tentu akan mudah masuk dalam kategori saham investor asing. Seberapa momentum ini akan bertahan? itu kembali ke fundamental. Ketika harga berada di saat terendah, maka ini menjadi momen yang tepat untuk membeli," sebut Nico
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News