Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bakal masuk ke dalam indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE), beberapa saham anggota baru diyakini bakal memiliki prospek lebih positif pada pergerakan sahamnya ke depan.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan sebelum dirilisnya indeks FTSE, beberapa saham diketahui sudah lebih dulu sukses mencatatkan kenaikan, seperti JPFA, FREN, PNBN, SOCI dan TARA. "Saham-saham tersebut bisa dibeli karena sudah mengalami akumulasi," jelas William kepada Kontan, Minggu (1/9).
Baca Juga: Tak semua saham anggota baru FTSE layak dilirik
Selain itu, William juga meyakini sembilan saham yang masuk ke dalam indeks FTSE bakal memiliki prospek yang lebih baik, di mana saham-saham mereka akan mengalami kenaikan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan investor sebelum memilih yakni dengan melihat frekuensi perdagangan saham-saham anggota FTSE.
Singkat cerita, jika saham mengalami peningkatan frekuensi perdagangan maka saham tersebut diyakini memiliki prospek yang positif. Dengan begitu, investor juga bisa melihat saham-saham mana saja yang mendapat respon positif dari pelaku pasar kebanyakan.
Sebagaimana diketahui, baru-baru ini FTSE merombak daftar saham Global Equity Index Asia Pacific ex Jappan ex China Regional. Dari perombakan tersebut, terdapat sembilan penghuni baru indeks yang akan efektif sejak 23 September 2019.
Beberapa saham tersebut yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS). Selain itu, ada juga PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS), PT Japfa Tbk (JPFA), PT Sitara Propertindo Tbk (TARA), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Soechi Lines Tbk (SOCI), dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP).
Dalam keterangan, diketahui bahwa saham FREN masuk dalam kategori saham berkapitalisasi menengahh atau middle cap. Sedangkan untuk saham PNBN, TOPS dan JPFA menjadi penghuni indeks kapitalisasi kecil.
Berdasarkan data RTI pada perdagangan Jumat (30/8) saham SRIL tercatat ditutup moderat pada level Rp 336 per saham, sedangkan untuk JPFA ditutup koreksi 2,48% di level Rp 1.575 per saham.
Adapun untuk saham BTPS juga koreksi 1,53% ke level Rp 3.220 per saham, sementara saham ISSP masih bertahan di level Rp 112 per saham, atau sama seperti penutupan pada perdagangan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News