Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Dari sana, ia memproyeksikan indeks ini bisa ditutup di zona hijau pada akhir tahun nanti walaupun tipis. "Potensi selalu ada untuk berada di zona hijau, tetapi tipis sebab IHSG sendiri masih menunggu tapering," lanjutnya.
Dia mengekspektasikan pada akhir tahun IHSG berada di 6.700-6.800 dengan adanya windows dressing. Dengan demikian, indeks ESG masih memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalannya.
Selain itu, sampai dengan kuartal III beberapa emiten indeks tersebut telah merilis laporan keuangannya dan membukukan perbaikan kinerja. Selain itu, pihaknya mengekspektasikan pada November ini tingkat inflasi meningkat dan juga pertumbuhan ekonomi akan membaik dari bulan sebelumnya sehingga ia menilai sentimen tersebut dapat mendongkrak indeks tersebut.
Dari 30 emiten itu sendiri, Infovesta menjagokan beberapa emiten saham perbankan seiring pemulihan ekonomi. Lalu, saham telekomunikasi seperti TLKM seiring IPO mitratel sehingga akan mendapatkan uang segar yang besar, dan saham tower yang merupakan saham defensif, serta FMCG seiring windows dressing. Sementara Nico merekomendasikan ASSA, BBCA, BBRI, BBNI, dan SCMA.
Selanjutnya: IHSG naik 0,91% ke 6.552 pada perdagangan Rabu (3/11), asing beli KLBF, BMRI, BBRI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News