Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja rupiah menunjukkan ketahanan yang relatif baik terhadap dinamika ekonomi global pada paruh kedua 2025, meskipun prospeknya masih menghadapi tantangan akibat meningkatnya tensi perang dagang.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus mengalami tekanan sejak awal tahun hingga mencapai titik terlemahnya pada 9 April 2025 di level Rp 16.873 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejak kuartal II-2025, nilai tukar mulai menunjukkan pola yang melandai.
Per Selasa (8/7), rupiah tercatat di level Rp 16.205 per dolar AS, mencerminkan pelemahan sebesar 0,46% secara year to date (ytd).
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Turunkan Target IHSG Hingga Akhir Tahun 2025, Ini Alasannya
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai tekanan terhadap rupiah terutama disebabkan oleh dominasi sentimen global, seperti memudarnya spekulasi terkait penurunan suku bunga acuan AS.
Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam pernyataannya pada Selasa (1/7), menyampaikan bahwa keputusan mengenai pemangkasan federal fund rate (FFR) akan sangat bergantung pada data ekonomi AS, khususnya inflasi dan kondisi ketenagakerjaan.
Ia menegaskan bahwa risiko inflasi masih tinggi, terutama akibat penerapan tarif impor.
Sebagai informasi, pemberlakuan tarif impor tersebut ditunda hingga 1 Agustus mendatang. Presiden AS Donald Trump pada awal pekan (7/7) juga merilis sejumlah surat kebijakan yang menetapkan tarif perdagangan lebih tinggi untuk beberapa negara Asia dan Afrika, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32%.
Baca Juga: Bank Mandiri Optimistis Penyaluran Kredit Sesuai Target Hingga Akhir Tahun 2025
“Melihat situasi saat ini dan testimoni Powell, kemungkinan akan sangat sulit sekali bagi The Fed untuk memangkas suku bunga di tahun ini,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (7/7).
Ia menambahkan bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan eskalasi perang dagang turut memperkuat posisi dolar AS, yang pada akhirnya membatasi ruang pemulihan nilai tukar rupiah.