kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih terbebani The Fed, harga Bitcoin lanjutkan penurunan


Jumat, 18 Juni 2021 / 13:53 WIB
Masih terbebani The Fed, harga Bitcoin lanjutkan penurunan
ILUSTRASI. Harga Bitcoin pada Jumat (18/6) sempat melorot ke level US$ 37.235,42. REUTERS/Anton Vaganov.


Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin melanjutkan penurunan pada Jumat (18/6). Efek pernyataan bank sentral AS, The Fed yang hawkish masih membebani kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Jumat sempat melorot ke level US$ 37.235,42. Pada Pukul 13.48 WIB, harga kripto tertua di dunia itu ada di US$ 38.000,96, turun 1,69% dari posisi 24 jam sebelumnya.

Namun, beberapa analis memperkirakan, Bitcoin akan tetap tangguh jika inflasi terus meningkat, yang bisa menyebabkan kinerjanya lebih baik dibanding aset tradisional.

Dalam buletin yang terbit pada Rabu (16/6), EQUOS, perusahaan layanan keuangan aset digital, menggambarkan penurunan harga di seluruh aset berisiko, seperti Bitcoin, sebagai “reaksi spontan”.

“Bitcoin dan saham kemungkinan akan berkorelasi melalui turbulensi, sebelum kenyataan terjadi: Inflasi kemungkinan akan membuat Bitcoin mengungguli saham,” tulis EQUOS, seperti dikutip CoinDesk.

Baca Juga: Harga Bitcoin turun ke US$ 38.000, terbebani pernyataan The Fed yang hawkish

“Siklus pasar bull Bitcoin masa lalu cenderung terjadi bersamaan dengan peningkatan indeks harga konsumen (CPI) inti dari tahun ke tahun," kata David Grider, Head of Research Fundstrat, seperti dilansir CoinDesk.

"Dan, siklus pasar bear telah datang ketika CPI bergulir,” imbuhnya.

Bitcoin secara luas dianggap sebagai lindung nilai dari inflasi. Tapi, mungkin saja aset kripto itu mendapat manfaat dari kebijakan moneter longgar yang terjadi di sekitar periode inflasi tinggi, menurut Grider.

Itu bisa berubah jika The Fed memutuskan untuk mengurangi program pembelian obligasi senilai US$ 120 miliar per bulan, pelonggaran kebijakan moneter yang dikenal sebagai quantitative easing (QE), sebagai respons terhadap inflasi yang lebih tinggi.

"Kami berharap, The Fed akan mengumumkan paling lambat Desember 2021 bahwa QE akan diturunkan mulai Januari 2022 mendatang," sebut MRB Partners dalam buletin yang terbit Rabu.

Selanjutnya: Daftar lengkap 13 pedagang dan 229 aset kripto terdaftar di Bappebti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×