Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
Ditambah lagi, pemangkasan suku bunga acuan juga dapat melemahkan nilai tukar Euro, karena mendorong investor untuk memindahkan modalnya ke kawasan lain yang menawarkan suku bunga lebih tinggi.
Di sisi lain, Greenback memperoleh momentum, namun hanya sementara setelah keluarnya laporan Penjualan Ritel AS. Namun, data produksi industri dan ketegangan perang dagang antara AS dan China masih membebani Greenback. Penjualan ritel AS
"Selain itu, pergerakan inversi dari kurva imbal hasil Treasury AS memicu kekhawatiran atas potensi resesi. Ditambah lagi, ketidakpastian seputar perang dagang AS-China turut membebani pasar ketika Beijing berjanji bakal melakukan balasan terhadap tarif tambahan AS atas produk asal China," ungkapnya kepada Kontan, Sabtu (17/8).
Untuk itu, ke depan investor diperkirakan bakal fokus pada pertemuan Gubernur The Fed, Jerome Powell yang bakal membagikan pandangannya saat pidato 23 Agustus mendatang, dalam forum tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming.
Topik sambutannya adalah Tantangan atas Kebijakan Moneter, sesuai dengan jadwal publik The Fed yang diperbarui pada Kamis (22/08).
Baca Juga: Trump hapus daftar produk peralatan bayi asal China dari pengenaan tarif 10%
Sementara itu, secara teknikal grafik daily seperti indikator Moving Average Exponential (EMA) melebar dengan arah kurs turun, kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi Red over blue turut yang melebar dengan arah kurs berpotensi lanjutkan koreksi.
Untuk indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area -12 yang mengindikasikan kurs bakal turun. "Secara umum EUR/USD masih berpotensi untuk koreksi pada perdagangan selanjutnya. Rekomendasi trading untuk pasangan EUR/USD adalah Sell selama harga di bawah 1.1071," ujarnya.
Untuk perdagangan Senin (19/8) pasangan EUR/USD diprediksi bakal bergerak pada kisaran level resistance 1.1113, 1.1135, dan 1.1181. Sedangkan untuk kisaran level support antara 1.1067, 1.1043, dan 1.1099.
Baca Juga: Kurs rupiah berpeluang menguat terbatas seiring meredanya sentimen negatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News