Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, semua saham emiten operator telekomunikasi mencatatkan penurunan harga. Pelemahan harga terdalam terjadi pada saham PT Indosat Tbk (ISAT), yakni 30,61% menjadi Rp 2.040 per saham per Jumat (28/2).
Kemudian, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) merosot 30,37% ke level Rp 94 per saham. Disusul oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar 20,31% menjadi Rp 2.590 dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 12,53% menjadi Rp 3.490 per saham.
Baca Juga: Kapitalisasi pasar CPIN dan BRPT tidak lagi jumbo, simak rekomendasi analis berikut
Meskipun begitu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad mengatakan, untuk jangka panjang saham-saham emiten tersebut masih memiliki prospek untuk bertumbuh. Hal ini seiring dengan pergeseran tren penggunaan voice dan Short Message Service (SMS) menjadi data.
Dengan bertambahnya permintaan layanan data, menurut dia, perusahaan telekomunikasi masih akan fokus pada pengembangan jaringan 4G.
"Karena kami perkirakan jaringan 4G yang belum merata masih menjadi fokus utama perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini untuk menambah jumlah pelanggan dan menumbuhkan average revenue per user (ARPU)," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/2).
As'ad juga menilai, saat ini, valuasi saham-saham di atas sudah tergolong murah. Per Jumat (28/2), price to earning ratio (PER) TLKM adalah sebesar 15,72x, EXCL 38,66x, ISAT 7,06x, dan FREN minus 9,40x.
Baca Juga: Dibayangi virus corona, IHSG diramal masih akan lesu di bulan Maret
Untuk itu, ia merekomendasikan investor untuk buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.900 per saham. Alasannya, pada laporan keuangan kuartal III-2019, TLKM bukan hanya menumbuhkan jumlah pelanggan total, yakni sebesar 1,9% tapi juga pada segmen bisnis fiber to the home (FTTH).
"Pada segmen IndiHome dapat menumbuhkan jumlah pelanggan sebesar 38,3% year on year dan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 13,7 triliun atau setara 13,3% dari total pendapatan," ucap As'ad.