kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Masih Loyo, Penerbitan Obligasi Korporasi Dinilai akan Membaik di Semester II 2023


Kamis, 25 Mei 2023 / 06:03 WIB
Masih Loyo, Penerbitan Obligasi Korporasi Dinilai akan Membaik di Semester II 2023
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi dan sukuk korporasi masih lesu. Meski begitu, daya tariknya dinilai akan membaik pada semester II 2023 seiring kebutuhan pendanaan emiten.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga pekan keempat April 2023 jumlah penerbitan obligasi dan sukuk korporasi sebanyak 30 emisi dengan nilai Rp 33,74 triliun. Pada periode yang sama tahun 2022, penerbitan obligasi dan sukuk korporasi sebanyak 47 emisi dengan nilai Rp 58,19 triliun.

Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro mengatakan, penyebab penurunan penerbitan obligasi korporasi tahun 2023 ini diperkirakan karena level yield yang masih lebih tinggi dibandingkan yield obligasi pada tahun 2022 di periode yang sama.

"Saya menilai emiten penerbit obligasi tengah menahan diri untuk mencari momentum yang lebih tepat di semester II ini dengan ekspektasi yield akan bergerak lebih rendah pada semester II," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/5).

Baca Juga: Kupon Tinggi, Penerbitan Obligasi Korporasi Masih Lesu

Menurutnya, acuan yield akan menjadi penentu tingkat kupon untuk investor. Semakin tinggi kupon yang diberikan dibandingkan historical maka akan membebani biaya bunga yang harus dibayarkan emiten.

Selain itu emiten penerbit juga condong wait and see pada Januari hingga April ini sebagai dampak dari beberapa risiko yang terjadi khususnya dari global.

Dia juga menilai, minat menerbitkan obligasi tetap ada karena setiap tahunnya ada kebutuhan dari obligasi korporasi untuk refinancing, alias menerbitkan obligasi baru untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo.

Selain itu lebih panjangnya pilihan tenor penerbitan obligasi korporasi dibandingkan pinjaman perbankan menjadi keunggulan tersendiri. Sebab, emiten punya ruang yang lebih longgar untuk mengembalikan pokok pinjaman.

Gayung bersambut, Director & Chief Investment Officer Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula sependapat.

Menurutnya, permintaan obligasi korporasi masih terus tinggi mengingat investor masih mencari alternatif aset yang memberikan yield menarik.

Baca Juga: Meski Yield US Treasury Naik, Minat Investor Pasar Surat Utang Indonesia Tetap Tinggi

Apalagi, emiten juga masih perlu pendanaan dari bank maupun penerbitan surat hutang. "Korporasi-korporasi masih membutuhkan dana untuk ekspansi dan modal kerja, disaat yang sama permintaan untuk aset berkualitas dengan imbal hasil menarik masih tinggi," katanya.

Dengan begitu, penerbitan obligasi korporasi dari sisi supply dan demand akan lebih meningkat di semester II nanti.

Hal tersebut didukung oleh kebutuhan refinancing perusahaan, yield yang diproyeksi akan lebih rendah, serta lebih stabilnya kondisi ekonomi global dan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×