kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Masih Hadapi Sejumlah Tantangan, Begini Prospek Kinerja Wijaya Karya (WIKA) di 2024


Minggu, 14 Januari 2024 / 15:34 WIB
Masih Hadapi Sejumlah Tantangan, Begini Prospek Kinerja Wijaya Karya (WIKA) di 2024
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas dengan gondola membersihkan logo WIKA di Jakarta. Emiten konstruksi BUMN PT Wijaya Karya Persero (WIKA) merugi Rp 5,84 triliun pada kuartal III tahun 2023. Kerugian ini melonjak 209 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Menteri BUMN Erick Thohir merestrukturisasi BUMN karya karena kondisi keuangan yang tidak sehat. proses restrukturisasi diperkirakan 2 sampai 3 tahun. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/01/2024


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Namun, Alfred melihat, opsi menambah pinjaman sudah tidak memungkinkan. PMN bisa dilakukan, tetapi prosesnya sulit dan jumlahnya sangat terbatas. 

“Sehingga, divestasi aset menjadi pilihan yang rasional untuk keluar dari masalah likuiditas dalam waktu yang lebih cepat,” paparnya.

Di saat yang bersamaan, modal kerja bagi Perusahaan Konstruksi sangat signifikan dalam menambah atau mengerjakan proyek.

Sebab, sebuah perusahaan konstruksi butuh likuiditas (Kas) dan leverage (rasio utang) yang baik yang sewaktu-waktu bisa menjadi cadangan likuiditas melalui pinjaman.

Baca Juga: Waskita (WSKT) Selesaikan Proyek Bendungan Karian, Jokowi Lakukan Peresmian

Namun, saat ini kondisi leverage BUMN Karya sangat berat mencari pinjaman dari kreditur. Alfred melihat, hal ini menjadi risiko perusahaan BUMN. 

“Saat mereka harus melakukan divestasi aset, ternyata pelaksanaan banyak ditentukan oleh banyak faktor eksternal. Kesannya ini bukan karena pertimbangan kehati-hatian (Prudent), tetapi menurut saya lebih ke pertimbangan politis,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×