kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,16   1,14   0.13%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih Bukukan Rugi Bersih, Analis Memperkirakan Kinerja GoTo Akan Membaik


Rabu, 16 Maret 2022 / 19:45 WIB
Masih Bukukan Rugi Bersih, Analis Memperkirakan Kinerja GoTo Akan Membaik
ILUSTRASI. GoTo, perusahaan hasil merger antara aplikasi ride hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

Senada, Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mencermati, ekosistem yang dibangun Grup GoTo membuat IPO perusahaan ini menarik. 

Menurutnya, Gojek, GoPay, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago sudah memiliki posisi yang cukup mapan dalam persaingan di sektor masing-masing. 

Dengan dana segar hasil IPO sekitar Rp 17,9 triliun, calon emiten itu  bisa melakukan pengembangan produk menjadi lebih menarik. Seperti, penambahan fitur, pembaruan teknologi, dan inovasi produk/teknologi baru, yang diharapkan dapat mengakuisisi pelanggan, penjualan dan pemasaran yang lebih besar. 

Harga lebih stabil

Prospek kinerja yang positif itu diharapkan akan diikuti oleh pergerakan saham yang lebih stabil ke depan. Apabila berkaca dari pengalaman BUKA yang cenderung melorot pasca listing, analis memperkirakan GoTo tidak akan bernasib sama. Ini tidak terlepas dari mekanisme greenshoe yang diterapkan. 

Walaupun sahamnya diprediksi lebih stabil, Daniel menekankan, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai pergerakan saham-saham teknologi di Amerika yang tergabung dalam Nasdaq. 

Seperti yang diketahui, saham-saham tersebut tengah mengalami tren pelemahan terpengaruh kabar kenaikan tingkat suku bunga. Di dalam negeri pun saham-saham teknologi termasuk BUKA terus bergerak membentuk harga yang lebih rendah. 

Baca Juga: Tak Mau Seperti BUKA, Ini Cara Manajemen GOTO Cegah Harga Saham Anjlok Pasca IPO

"Hal ini akan menjadi sentimen negatif secara psikologi bagi GoTo yang akan listing," imbuh Daniel.

Ia menambahkan, skema greenshoe hanya menjaga harga saham agar tidak turun ke bawah harga IPO. Untuk membuat harga saham menguat, di mana hal tersebut merupakan tujuan utama dari investor, skema greenshoe saja belum cukup. Perusahaan tetap perlu menggenjot fundamental dan kinerjanya.

Paulus juga melihat, GOTO menggunakan mekanisme greenshoe untuk menjaga kestabilan harga setelah IPO, ditambah dengan lock-up saham dari existing investor. 

"Ini menunjukkan komitmen GOTO dalam menjaga harga saham setelah IPO dan bukti bahwa IPO ini bukan serta merta merupakan exit strategy dari GOTO," terangya. 

Asal tahu saja, greenshoe merupakan  mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi dalam periode 30 hari sejak saham GoTo listing di bursa efek. 

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya diungkapkan, agen stabilisasi bisa membeli saham GoTo di harga berapa pun sampai dengan maksimum harga IPO. Dana berasal dari saham treasuri yang sudah dimiliki GoTo, yang mana GoTo memiliki pilihan untuk melepasnya, melalui penawaran terbatas bersamaan dengan IPO. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×