kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Masih ada potensi pelemahan rupiah pada hari ini, Kamis (8/7)


Kamis, 08 Juli 2021 / 06:30 WIB
Masih ada potensi pelemahan rupiah pada hari ini, Kamis (8/7)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah pada perdagangan hari ini, melanjutkan koreksi kemarin. Rabu (7/7), kurs rupiah spot melemah 0,09% ke Rp 14.483 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,22% ke Rp 14.500 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf memperkirakan, rupiah di perdagangan hari ini belum masih berpotensi melemah di rentang Rp 14.455 per dolar AS-Rp 14.515 per dolar AS. Sementara, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.450 per dolar AS-Rp 14.550 per dolar AS. 

Alwi mengatakan, sentimen eksternal akan dominan mempengaruhi pergerakan rupiah dalam jangka pendek. Salah satu agenda yang dinanti pelaku pasar adalah hasil rapat FOMC. Alwi memproyeksikan para pejabat The Fed masih akan mengambil sikap yang bernada hawkish

"Setelah rapat terakhir The Fed yang mengatakan akan menaikkan suku bunga dua kali di akhir 2023, dollar AS jadi cenderung menguat dan mempengaruhi pelemahan rupiah," kata Alwi, Rabu (7/7). Begitupun dalam rapat FOMC dini hari nanti, The Fed diproyeksikan tidak akan berpaling dari pendirian untuk menaikkan suku bunga. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor melemah 0,22% ke Rp 14.500 per dolar AS pada Rabu (7/7)

Sementara, rupiah masih sulit menguat di tengah penyebaran virus Covid-19 yang semakin memuncak di dalam negeri. Namun, untungnya rilis data cadangan devisa per Juni yang berhasil naik ke US$ 137 miliar dari US$ 136 miliar di bulan sebelumnya, berhasil membuat pelemahan rupiah jadi tidak terlalu terpuruk. 

Josua mengatakan, tenaga rupiah yang berasal dari penurunan yield US Treasury mulai tertahan. Kembali lagi, kasus Covid-19 di dalam negeri yang membatasi penguatan rupiah. 

"Yield US Treasury menurun, dari pasar obligasi seharusnya mendukung penguatan rupiah, tetapi dolar AS terhadap mata uang utama lainnya menguat, tetapi kekhawatiran Covid-19 membuat permintaan dolar AS meningkat," kata Josua. 

Baca Juga: Rupiah spot melemah 0,09% ke Rp 14.483 per dolar AS pada perdagangan Rabu (7/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×