Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hasil pra penjualan (marketing sales) salah satu emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) selama tujuh bulan terakhir telah mencapai Rp 2,7 triliun. Nilai ini telah mencapai 60% dari target marketing sales perseroan sebesar Rp 4,5 triliun.
Pencapaian ini sedikit menurun sekitar 15,63% dibandingkan hasil marketing sales Juli 2013 lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Johannes Mardjuki, Presiden Direktur SMRA mengakui, penurunan ini disebabkan lesunya sektor properti tahun ini, dengan kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas kredit.
Meski demikian, ia cukup optimis SMRA mampu mencapai target marketing sales tahun ini. Sekadar info, perseroan sempat merevisi target penjualannya itu dari Rp 4 Triliun menjadi Rp 4,5 Triliun. "Marketing sales kami masih sejalan dengan target tahun ini," ujarnya pada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Adapun, hasil marketing sales ini berasal dari penjualan kawasan residential dan apartemen dari Summarecon Serpong, yakni Rp 1,5 triliun dan Summarecon Bekasi sekitar Rp 1,2 triliun.
Sementara, Summarecon berencana untuk meluncurkan proyek township di Bandung pada awal tahun depan. Johannes bilang, proyek township ini akan berupa kawasan perumahan dan high residential seluas 270 hektar.
Hingga semester satu tahun 2014, kinerja SMRA melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan hanya mencatat laba bersih sebesar Rp 542,21 miliar, turun 11% year on year (yoy) dari Rp 611,59 miliar. Adapun, kenaikan penjualan bersih tercatat hanya 3% dari Rp 1,92 triliun menjadi Rp 1,98 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News