Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pencapaian pendapatan pra-penjualan atau marketing sales sejumlah emiten properti hingga akhir Agustus 2016 masih suram. Proyeksi Mandiri Sekuritas, pencapaian marketing sales maksimal hanya mampu memenuhi 63% dari target.
"Secara rata-rata, pencapaian pendapatan pra-penjualan periode delapan bulan masih sekitar 40% dari target marketing sales tahun ini," ujar Liliana S. Bambang, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya, Selasa (13/9) lalu. Dia memperkirakan, investor masih sibuk mempelajari dan melaporkan amnesti pajak.
Hanya beberapa perusahaan mengantongi lebih dari separuh target pra-penjualan. Misalnya, PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), PT Jaya Real Property (JRPT), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Sampai Agustus, CTRS jadi emiten yang paling signifikan memenuhi target yang dibidik.
Perkiraan Liliana, pra-penjualan CTRS mencapai Rp 1,89 triliun atau 63% dari target sebesar Rp 3 triliun. Selama kuartal II 2016, mereka meluncurkan tiga proyek sekaligus yaitu perumahan Citraland Bandarlampung, Cornell Apartements, serta Denver Apartements.
Sementara JRPT bisa mengantongi pendapatan prapenjualan sebanyak Rp 1,32 triliun atau 55% dari target tahun ini Rp 2,42 triliun. Hanya, Arum Prasasti, Sekretaris Perusahaan JRPT, belum bisa membeberkan pencapaian Jaya Real per Agustus.
Yang jelas, menurut Arum, sampai kuartal II JRPT mengantongi prapenjualan sekitar Rp 1,03 triliun, dengan kontribusi 65% berasal dari proyek di Bintaro. JRPT optimistis bisa mengejar target, mengingat akan ada dua proyek lagi yang meluncur pada Oktober dan November.
"Apartemen Emerald Bintaro tower B dijual dengan harga mulai Rp 285 juta sebanyak 598 unit. Lalu, UTown Home, rumah kos dan toko harganya mulai Rp 1,7 miliar sebanyak 44 unit," papar Arum.
Untuk BSDE, Liliana memproyeksikan, sudah mengantongi pendapatan prapenjualan Rp 3,6 triliun atau memenuhi 52% dari target tahun ini Rp 6,86 triliun. BSDE meluncurkan 1 tower apartemen the Elements di Rasuna Epicentrum Kuningan seharga Rp 43 juta per meter persegi.
Sedang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) memenuhi 47,1% hingga akhir Agustus, dari target pra-penjualan tahun ini Rp 3,1 triliun. Minarto Basuki, Direktur PWON, mengatakan, prapenjualan sudah mencapai 1,46 triliun hingga akhir bulan kedelapan tahun ini. Prapenjualan berasal dari proyek kondotel sekitar 68%, diikuti proyek residensial 28% dan proyek perkantoran 3%.
Minarto menambahkan, perusahaannya memiliki beberapa proyek dalam perencanaan. Sejak awal tahun, PWON mengandalkan penjualan proyek lama dan belum merilis proyek baru.
Franky Rivan, Analis Daewo Sekurities, menyatakan, lesunya bisnis properti terjadi karena permintaan tipis dan harga jual yang sudah terlalu mahal. Tapi, ia optimistis beberapa perusahaan mampu pengejar ketertinggalan. BSDE masih memiliki cadangan lahan 4.000 hektare yang bisa dijual. Sedangkan PWON merencanakan peluncuran proyek jelang akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News