Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TANGERANG. Kondisi pasar properti memang tengah lesu darah. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) bahkan tak berani mematok target pra penjualan (marketing sales) terlalu tinggi.
Hingga Semester satu tahun ini, perseroan memprediksi hanya bisa meraup marketing sales sebesar Rp 2,3 triliun. Jumlah itu baru mencapai Rp 46% dari target marketing sales ASRI tahun ini yang sebesar Rp 5 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu, ASRI berhasil meraup marketing sales Rp 3,13 triliun.
Hendra Kurniawan, Sekretaris Perusahaan ASRI mengatakan, perseroan memang baru akan menggenjot penjualan pada Semester II tahun depan. Soalnya saat ini, ASRI cenderung ambil posisi wait and see menjelang Pemilihan Umum.
Penjualan di Semester I ditopang oleh proyek komersial dan residensial. Porsinya masing-masing sebesar 50%. Hingga April 2014, ASRI baru membukukan marketing sales sebesar Rp 1 triliun.
Untungnya, penjualan dari proyek hunian terpadu Kota Ayodhya, Tangerang sudah bisa dibukukan di Semester I. "Dari proyek itu kami bisa mengantongi Rp 1 triliun," ujarnya, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Tangerang, Kamis (5/6).
Nah, semester depan, ASRI bakal mengandalkan proyek dari dua kota mandiri, yakni proyek Suvarna Sutera dan proyek di Alam Sutera.
Dalam ekspansi tahun ini, ASRI menganggarkan belanja modal sebesar Rp 2 triliun. Dana itu digunakan untuk pembebasan lahan beberapa proyek di Tangerang. Namun, ASRI masih menahan diri untuk menambah cadangan lahan dengan jalan akuisisi.
"Tahun ini kami menahan diri untuk menambah cadangan lahan. Karena memang sangat konservatif," tambahnya. ASRI juga tak dapat berharap banyak dari pendapatan berulang alias recurring income.
Recurring income ASRI berasal dari proyek Mal Alam Sutera dan Graha Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Targetnya, ASRI bisa mengantongi pendapatan berulang sebesar Rp 120 miliar.
Soalnya, proyek GWK baru akan beroperasi secara penuh pada Juni tahun 2015 mendatang. "Kalau sudah beroperasi penuh, recurring income bisa naik menjadi Rp 200 miliar," tambahnya.
Soal pendapatan dan laba bersih, ASRI hanya berani mematok pendapatan stagnan sebesar Rp 3,5 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun. Tahun lalu, pendapatan ASRI tercatat Rp 3,6 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 890 miliar.
Pada perdagangan Kamis (5/6), saham ASRI melorot 0,41% ke level Rp 491 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News