Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Bisnis properti sedang seret di tahun ini. Indikasi ini terlihat dari penjualan pemasaran emiten properti yang turun di kuartal I 2014.
Wajar bila emiten properti pun tak mematok target muluk. Ambil contoh, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang hanya memasang target pertumbuhan marketing sales sebesar 4,16% menjadi Rp 5 triliun di 2014
Seretnya bisnis ASRI terlihat dari kinerja kuartal I 2014. Di periode itu, laba bersih ASRI turun 22,27% menjadi Rp 314 miliar. Pendapatan ASRI juga menurun 3% menjadi Rp 871 miliar.
Natalia Sutanto, analis Indo Premier Securities dalam risetnya, 5 Mei 2014, menuliskan, laba bersih ASRI berada di bawah estimasi. Hasil marketing sales ASRI yang menciut berimbas ke kinerja ASRI.
Kinerja ASRI diperparah kenaikan biaya operasional. Di kuartal I-2014, total beban operasional ASRI naik 31,59% menjadi Rp 81,39 miliar. Kontributor peningkatan beban terbesar berasal dari biaya promosi dan iklan yang naik 155,77% menjadi Rp 27,47 miliar. Menurut Natalia, ini karena proyek baru di Jakarta dan Cikokol, Tangerang membutuhkan promosi gencar.
Laba bersih ASRI kian menciut lantaran, terbebani pembelian kembali utang obligasi Rp 127 miliar. Hal ini menyebabkan margin bersih ASRI turun menjadi 35,6% di kuartal I-2014, lebih rendah dari sebelumnya 44,7%.
Analis Trimegah Securities, Melvina Wildasari mengatakan, tahun ini, ASRI bisa mengandalkan proyek apartemen di Cikokol sebagai mesin pendapatan. "Apartemen Cikokol menyasar segmen menengah bawah. Di kuartal I lalu, pemesannya sudah oversubscribed 1,5 kali," ujar dia.
Selain itu, ASRI juga memiliki proyek perumahan di Pasar Kemis, Tangerang. Namun, Melvina memperkirakan, penjualan dari perumahan di Pasar Kemis tahun ini tidak akan berbeda dengan tahun lalu.
Kata Melvina, ASRI tidak bisa lagi mengandalkan kawasan Alam Sutera lantaran unit properti yang belum terjual tinggal sedikit. Maka itu, hasil pra penjualan ASRI di kuartal I-2014 turun 64% menjadi Rp 850 miliar.
Meski demikian, Natalia melihat, hasil pra penjualan ASRI kuartal I-2014 masih sejalan dengan estimasi. Dia memproyeksikan, marketing sales ASRI tahun ini hanya sebesar Rp 4 triliun. Dia bilang, perkantoran The Tower di Jakarta, apartemen di Cikokol, serta penjualan tanah di Alam Sutera dan Pasar Kemis masih akan menjadi penopang kinerja dalam jangka pendek.
Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S. Bambang dan Rizky Hidayat dalam risetnya, 2 April 2014, memperkirakan, penjualan The Tower berpotensi melambat karena berada di kawasan central business district (CBD) dengan banyak jaringan perkantoran.
Natalia memprediksi, pendapatan ASRI tahun ini hanya akan mencapai Rp 3,3 triliun lebih rendah dari tahun lalu Rp 3,7 triliun. Tapi, laba bersih ASRI masih akan naik 25,43% menjadi Rp 1,1 triliun.
Liliana menghitung, pendapatan ASRI tahun ini bisa mencapai Rp 3,8 triliun dengan laba bersih Rp 1,35 triliun. Ia menyarankan neutral saham ASRI dengan target harga Rp 680.
Sedangkan, Natalia dan Melvina merekomendasikan hold saham ASRI dengan target harga masing-masing Rp 580 dan Rp 600 per saham.
Kemarin, harga ASRI turun 0,97% ke Rp 510 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News