Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten konstruksi BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpuruk sepekan terakhir. Kondisi tersebut menyusul pengungkapan dugaan korupsi proyek fiktif di PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Dalam lima hari terakhir transaksi di BEI, harga saham empat emiten konstruksi pelat merah longsor di rentang 5,43% hingga 14,38%. Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,75% menjadi 5.149,63 pada penutupan Kamis (30/7) lalu.
Keterpurukan harga saham BUMN konstruksi otomatis mempengaruhi nilai kapitalisasi pasar (market cap) di BEI. Dalam seminggu terakhir, gabungan market cap empat emiten konstruksi pelat merah (WSKT, WIKA, PTPP, ADHI) merosot hingga Rp 2,77 triliun.
Baca Juga: Profil Desi Arryani, tersangka dugaan korupsi proyek WSKT, berapa nilai kekayaannya?
Perinciannya, hingga penutupan Kamis (30/7) lalu, WSKT mencatatkan market cap Rp 8,48 triliun, atau merosot Rp 1,43 triliun dari posisi Kamis (23/7) pekan sebelumnya senilai Rp 9,91 triliun.
Di periode yang sama, nilai kapitalisasi pasar PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terpangkas Rp 590 miliar dari sebelumnya Rp 11,26 triliun menjadi Rp 10,67 triliun.
Market cap PT PP Tbk (PTPP) juga merosot Rp 590 miliar dari semula Rp 6,63 triliun menjadi Rp 6,04 triliun. Adapun kapitalisasi pasar PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyusut Rp 160 miliar dari Rp 2,30 triliun menjadi Rp 2,14 triliun.
Alhasil, total market cap empat emiten konstruksi BUMN sudah longsor Rp 2,77 triliun dalam sepekan terakhir.
Harga saham WSKT anjlok hingga 14%, baca di halaman berikutnya >>
Kondisi market cap BUMN konstruksi sejalan dengan pergerakan sahamnya di BEI, yang merosot tajam. Koreksi paling tajam dialami saham WSKT. Pada transaksi Kamis (30/7), harga saham WSKT di posisi Rp 625 per saham, atau sudah anjlok 14,38% dibandingkan posisi Kamis (23/7) pekan sebelumnya.
Di periode yang sama (lima hari transaksi terakhir), harga saham PTPP merosot 8,88% menjadi Rp 975 per saham, kemudian saham WIKA terpangkas 5,18% menjadi Rp 1.190 per saham.
Sedangkan harga saham ADHI menyusut 6,98% ke level Rp 600 per saham di sesi pertama perdagangan Kamis (30/7) lalu.
Baca Juga: Tersenggol isu korupsi WSKT, saham emiten konstruksi BUMN berguguran pekan lalu
Pada akhir pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tiga tersangka baru dari total lima tersangka dugaan tindak pidana korupsi proyek fiktif di PT Waskita Karya Tbk.
Ketiga tersangka baru itu adalah Desi Arryani, mantan Kepala Divisi III Waskita Karya yang juga eks Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Kemudian Jarot Subana, mantan Kepala Bagian Pengendalian pada Divisi III PT Waskita Karya yang kini menjabat Dirut PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Selanjutnya Fakih Usman, mantan Kepala Proyek dan Kepala Bagian Pengendalian pada Divisi III Waskita Karya.
Adapun dua tersangka lain yang terlebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka yaitu eks Kepala Divisi II Waskita Karya Fathor Rachman dan eks Kepala Bagian Keuangan dan Risiko Divisi II Waskita Karya Yuly Ariandi Siregar.
Kelima tersangka diduga melakukan tindak pidana korupsi dengan menggarap proyek fiktif yang terjadi di Divisi II Waskita Karya antara tahun 2009-2015. Total kerugian yang timbul mencapai Rp 202 miliar.
Baca Juga: Mantan Dirut Jasa Marga turut jadi tersangka kasus proyek fiktif Waskita Karya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News