kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Margin laba bersih INTP menipis


Senin, 26 Maret 2012 / 07:15 WIB
Margin laba bersih INTP menipis
ILUSTRASI. Industri semen dalam negeri


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kendati menikmati pertumbuhan kinerja, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), menderita penurunan marjin. Pendapatan emiten semen itu di 2011 senilai Rp 13,89 triliun, meningkat 24,69% year-on-year (yoy).

Pendapatan naik, mengikuti pertumbuhan volume penjualan INTP. Di 2011, INTP menjual 16 juta ton semen, naik 15,1% per tahun. Penjualan domestik INTP tumbuh 20,31% menjadi 15,4 juta ton pada 2011.

Kenaikan penjualan di pasar domestik kinerja mengimbangi ekspor yang merosot. Sepanjang 2011, volume penjualan ekspor INTP turun 41,5% yoy menjadi 600.000 ton.

Pertumbuhan penjualan tertutup oleh peningkatan beban pokok pendapatan. INTP menanggung beban pokok pendapatan Rp 7,47 triliun, naik 33,55% dari tahun 2010. Akibatnya, pertumbuhan laba usaha tidak terlalu tinggi.

Di 2011, INTP hanya mencetak pertumbuhan laba usaha 8,79% menjadi Rp 4,42 triliun dari 2010 yang sebesar Rp 4,06 triliun. Marjin laba usaha INTP turun dari 36,46% di 2010 menjadi 31,81% di 2011.

Pertumbuhan laba bersih sedikit lebih baik. Tahun lalu, INTP mencetak laba bersih Rp 3,6 triliun, tumbuh 11,53% dari 2010 yang sebesar Rp 3,2 triliun.

Kendati demikian, penurunan marjin laba bersih tetap terjadi. Di 2011, INTP marjin laba bersih INTP cuma 25,9%, lebih rendah daripada 2010, yaitu 28,95%.

Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP, menyebut, penyebab penurunan marjin keuntungan adalah ketimpangan antara kenaikan beban operasi dengan peningkatan harga jual. Industri semen memang keteteran dengan kenaikkan biaya operasi, terutama biaya energi, seperti listrik.

Di sisi lain, INTP tidak bisa menaikkan harga jual yang memadai, guna mengkompensasi kenaikan beban energi tersebut. "Harga jual hanya bisa naik 3%," kata Sahat, Minggu (25/3).

Pengelola INTP akan memberi penjelasan lebih rinci tentang kinerjanya pada public expose yang berlangsung hari ini. Sejak tahun lalu, INTP melakukan berbagai jurus untuk menekan penurunan marjin keuntungan.

Strategi itu seperti mengombinasi bahan bakar batubara kalori tinggi dengan kalori rendah untuk menekan biaya energi. INTP, Kamis (22/3), menguat 0,27% jadi Rp 18.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×