kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Margin KLBF dibayangi pelemahan rupiah


Jumat, 01 November 2013 / 07:05 WIB
Margin KLBF dibayangi pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Seafood yang Aman Dikonsumsi Ibu Hamil. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Meski ekonomi seret, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih bisa mencetak pertumbuhan kinerja. Hingga kuartal III-2013, emiten farmasi itu membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,9% year on year (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun.

Kenaikan laba bersih ini ditopang penjualan KLBF yang meningkat 18% menjadi Rp 11,44 triliun. Toh, di mata para analis, kinerja KLBF itu masih di bawah ekspektasi.

Analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro dalam risetnya, 29 Oktober 2013 menuliskan, pendapatan dan laba bersih KLBF itu masing-masing hanya mencerminkan 71% dan 67% dari proyeksi kinerja hingga akhir 2013. Dia mencatat, margin laba bersih  KLBF malah turun dari 12,82% menjadi 11,94%.

Menurut Yualdo, margin KLBF tertekan akibat kenaikan biaya pajak dan minority interest yang diduga berasal dari beberapa anak usaha KLBF hasil akuisisi serta joint venture. Beban KLBF kian berat karena kenaikan beban pokok penjualan alias cost of goods sold yang terjadi akibat depresiasi rupiah dan kenaikan beban operasi terkait promosi produk baru. Asal tahu saja, sekitar 70% beban KLBF adalah dalam dollar AS.

Jhon Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri menambahkan, kinerja KLBF yang di bawah ekspektasi bisa dimaklumi karena sempat ada gangguan kegiatan usaha, akibat aksi demo karyawan pabrik KLBF di Cikarang, September lalu. Aksi demo itu membuat penjualan KLBF tersendat.

Banyak pengiriman barang yang tertahan dan menyebabkan penumpukan persediaan. Jhon mencatat, sekitar 30% produksi KLBF bersumber dari pabrik di Cikarang.

Sekretaris KLBF, Vidjongtius dalam keterangan resmi 18 September lalu mengatakan, pemogokan kerja karyawan tidak berdampak signifikan bagi kondisi keuangan KLBF. Pasalnya, aksi mogok ini hanya terjadi pada salah satu dari 11 fasilitas produksi KLBF. Aksi mogok ini merupakan tuntutan sebagian pekerja terkait kebijakan pengupahan di KLBF.

Nah, di sisa waktu menjelang akhir 2013, Jhon optimistis, KLBF bisa mengejar ketertinggalan. "Karena penjualan yang tertunda itu dapat dilakukan di kuartal keempat sehingga akan terjadi lonjakan kinerja," jelas Jhon.

Dalam risetnya 21 Oktober 2013, Jhon memperkirakan, tahun ini KLBF akan membukukan kenaikan pendapatan 16,8% menjadi Rp 15,93 triliun. Laba bersih juga akan naik 15,3% menjadi Rp 2 triliun.

Tapi di tahun depan, KLBF akan mendapat sentimen positif dari mulai berjalannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Kami melihat, KLBF dapat diuntungkan dari kesempatan tersebut," ujar Maynard Arif, analis DBS Vickers Securities.

Hanya saja, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)  dan pelemahan rupiah masih dapat menekan margin dan meningkatkan beban KLBF. Maynard pun menyarankan KLBF menaikkan harga jual produk untuk mengurangi beban.

Karena prospek masih bagus, Jhon dan Yualdo kompak memberikan rekomendasi buy saham KLBF dengan target harga sama yakni Rp 1.600 per saham. Sedangkan, Maynard merekomendasikan hold saham KLBF dengan target harga Rp 1.390. Kamis (31/10), harga KLBF turun 2,26% menjadi Rp 1.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×