Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menjalin kerja sama dengan HSBC Indonesia guna mendistribusikan reksadana bertajuk Manulife Saham SMC Plus. MAMI berharap produk ini bisa lebih terjangkau bagi masyarakat.
Presiden Direktur MAMI, Legowo Kusumonegoro mengatakan, HSBC merupakan bank pertama yang di daulat memasarkan Manulife Saham SMC Plus. Pertimbangannya adalah, HSBC memiliki jaringan nasabah yang cukup luas.
“Kami percaya, dengan luasnya jangkauan pemasaran dan besarnya jumlah nasabah yang dimiliki oleh HSBC akan melengkapi penjualan ritel yang dilakukan oleh tenaga pemasar MAMI,” ungkap Legowo.
Legowo menjelaskan keuntungan berinvestasi di Manulife saham SMC Plus. Meski produk ini memiliki risiko lebih tinggi dibanding saham-saham berkapitalisasi besar (big cap), namun memberikan potensi keuntungan lebih tinggi dalam jangka waktu investasi yang lebih panjang.
Strategi investasi reksadana ini memiliki fleksibilitas, dimana memperbolehkan dilakukannya investasi di saham-saham big cap, yang memungkinkan reksadana ini merespons perubahan kondisi pasar.
Mengutip fund fact sheet MAMI per Juli 2013, Manulife Saham SMC Plus memiliki aset dasar 81,90% berupa saham. Sisanya diparkirkan di pasar uang. Berdasarkan pemilihan sektornya, produk ini terdiri atas 29,27% sektor keuangan, 25,10% sektor bahan pokok, dan 13,33% di sektor barang konsumsi tersier.
Adapun emiten yang mengisi portofolio produk ini antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Sementara return produk ini masih mencatatkan minus 8,06%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News