Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sentimen negatif mulai membayangi pergerakan dollar AS. Data manufaktur Negeri Paman Sam yang cukup mengecewakan telah menekan The Greenback.
Mengutip Bloomberg, Selasa (2/2) pukul 10.46 WIB, indeks dollar AS melemah 0,04% ke level 98,97 dibanding sehari sebelumnya.
Pasangan mata uang EUR/USD menguat 0,17% ke level 1,0906 dan pasangan USD/JPY tergerus 0,25% ke level 120,69. Sementara pasangan GBP/USD tergerus 0,06% ke level 1,4424. Lalu pairing AUD/USD melemah 0,07% ke level 0,7109.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjaskan, secara keseluruhan sentimen positif untuk USD mulai berkurang. Sejak awal tahun, laporan kondisi ekonomi China terus mengecewakan. Hal tersebut membuat The Fed kembali mempertimbangkan untuk menaikkan tingkat suku bunga.
"Kini ekspektasi kenaikan suku bunga mudur ke bulan September dari sebelumnya bulan Maret," ujar Yulia.
Apalagi, data ekonomi AS terkini juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Seperti data ISM Manufacturing PMI bulan Januari yang tetap berada di angka 48,2 dibanding bulan sebelumnya. Angka tersebut di bawah proyeksi sebesar 48,6. Lalu Core PCE Price Index bulan Desember turun ke angka 0,0% dari sebelumnya 0,2% dan Personal Spending bulan Desember juga melemah ke level 0,0% dari sebelumya 0,5%.
Keraguan The Fed untuk menaikkan suku bunga diperkuat oleh pernyataan Wakil Gubernur The Fed, Stanley Fischer yang mengkhawatirkan gejolak volatilitas pasar dan dampaknya bagi perekomian.
Namun, USD berhasil mengungguli sterling dan AUD. Pelemahan pasangan GBP/USD disebabkan oleh pernyataan Bank Sentral Inggris yang mengaku belum terburu-buru untuk menaikkan tingkat suku bunga. Sedangkan pasangan AUD/USD melemah di tengah harapan dari Bank Sentral Australia (RBA) agar AUD tetap melemah guna mendorong perekonomian dalam negeri.
Selanjutnya, data tenaga kerja AS ang dirilis akhir pekan menjadi sentimen utama bagi pergerakan USD. Penambahan tenaga kerja AS diprediksi turun menjadi 192.000 dari sebelumnya 292.000. Namun, tingkat pengangguran dipredksi masih sama di angka 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News