Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada reksadana saham syariah offshore denominasi dollar Amerika Serikat (AS) meningkat. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) juga melihat tren kenaikan minat investor tersebut hingga mengeluarkan dua produk reksadana saham syariah global baru di awal tahun ini.
Berdasarkan pengumuman dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (24/1), MMI mendaftarkan reksadana Syariah Mandiri Global Sharia Equity Dollar. Senin (17/1) sebelumnya, KSEI juga mencatat MMI mendaftarkan produk reksadana baru, yaitu Syariah Mandiri Asia Sharia Equity Dollar.
Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan minat investor pada reksadana saham syariah offshore akan terus bertumbuh. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana global atawa offshore naik paling tinggi di 53,60% secara tahunan menjadi Rp 19,43 triliun di 2021.
Wawan mengatakan minat investor pada reksadana saham syariah offshore disokong oleh bertumbuhnya dana kelolaan institusi, seperti asuransi yang memiliki kebutuhan dalam dollar AS. Bertambahnya jumlah kekayaan investor juga menyokong produk reksadana saham syariah offshore.
Baca Juga: MMI Tunda Lagi Pembayaran Amortisasi dan Imbal Hasil KIK EBA Mandiri Garuda
"Industri reksadana saham syariah offshore akan berkembang dan MMI menerbitkan produk ini karena memang ada demand-nya," kata Wawan, Rabu (26/1).
Apalagi, belom lama ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meminta izin untuk bisa menempatkan dana kelolaannya yang besar di instrumen investasi luar negeri karena likuiditas pasar modal dalam negeri dinilai tidak cukup. Wawan mengatakan jika permohonan BPJS Ketenagakerjaan tersebut dikabulkan pemerintah, maka produk reksadana saham syariah global berpotensi menerima tambahan peminat lagi yang cukup besar.
Sementara, Wawan memproyeksikan dari sisi kinerja, proyeksi penguatan dollar AS akibat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), hanya akan memberi katalis positif sementara bagi kinerja reksadana saham syariah offshore yang memiliki aset saham di AS.
Dalam jangka panjang, kinerja dari masing-masing saham dan negara yang akan mempengaruhi pertumbuhan kinerja reksadana saham syariah offshore. "Meski suku bunga AS naik tetap ada beberapa sektor saham global yang tumbuh dan terkoreksi, jadi kalau MI bisa pilih saham yang bisa diuntungkan dari kenaikan suku bunga AS, ya itu sentimen positif tambahan," kata Wawan.
Baca Juga: Ini Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar pada Tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News