kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandatory Bidoiesel Kerek Harga CPO ke Rekor Tertinggi


Jumat, 21 Januari 2022 / 06:55 WIB
Mandatory Bidoiesel Kerek Harga CPO ke Rekor Tertinggi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) kembali sentuh rekor tertinggi. Sentimen uji coba Biodiesel 40 (B40) awal Februari mendatang jadi penyokong harga minyak sawit ini. 

Mengutip Bloomberg, harga CPO di Malaysia Derivaties Exchange kotrak pengiriman Aril 2022 sentuh harga tertinggi lebih dari lima tahun di RM 5.193 per ton. Dalam sepekan harga CPO naik 4,11%. 

Ibrahim Assuaibi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan harga CPO terangkat karena Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai persiapan uji coba B40 di Februari 2022.

Ibrahim menilai uji coba tersebut akan banyak menyerap pasokan CPO sehingga ada potensi Indonesia membatasi ekspor CPO. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Saat Wacana Pungutan Pajak Ekspor Muncul

Research & Development ICDX Yoga Girta juga mengatakan, tren pergerakan CPO yang naik masih terjadi karena efek pasca Indonesia mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor dalam upaya pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

"Sentimen ini masih berlanjut karena baru akan efektif berlaku pada 24 Januari," kata Yoga. 

Sementara, persoalan produksi juga masih memberikan katalis positif bagi harga CPO. Ibrahim mengamati ekspor CPO dari Malaysia sejak 1-15 Januari menurun 32%-45%.

Penyebabnya, di Malaysia terjadi kekurangan tenaga kerja yang berkepanjangan sejak pandemi Covid-19 muncul. "Tenaga kerja asing masih kurang untuk kembali bekerja memproduksi CPO ditambah produksi menurun karena badai La Nina," kata Ibrahim, Kamis (20/1). 

Baca Juga: Cegah Kenaikan Berulang, Komisi VI DPR Minta Ada Tata Niaga Harga Minyak Goreng

Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia juga turut mengangkat naik harga komoditas termasuk CPO. Ibrahim melihat respon AS mengultimatum Rusia menambah ketegangan yang membuat dollar AS melemah sementara harga komoditas naik. 

Dengan melihat katalis yang ada saat ini, Yoga memproyeksikan besar kemungkinan harga CPO masih bertahan di atas RM 5.000 setidaknya hingga kuartal I-2022. Ibrahim juga optimistis tren kenaikan harga CPO akan berlanjut hingga kuartal I-2021.

Namun, di kuartal selanjutnya Ibrahim memproyeksikan harga diproyeksikan menurun ke RM 4.000 hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: SMAR Menilai Penurunan Tarif BK Ekspor Cangkang Kernel Sawit Tak Banyak Berpengaruh

"Saat harga sudah melonjak secara teknikal harga akan melandai, dan kenaikan harga saat ini tidak menjadi alasan bagi pelaku pasar untuk investasi jangka panjang," kata Ibrahim. 

Sedangkan, Yoga memproyeksikan pergerakan harga CPO di tahun ini masih berpotensi menguat. "Indonesia dan Malaysia kompak akan menerapkan program mandatory biodiesel lanjutan di tahun ini yang dapat memperketat pasokan di pasar global," kata Yoga. 

Sementara, sentimen negatif yang berpotensi menekan harga CPO kekurangan tenaga kerja di Malaysia dan bila mandatory biodiesel ditunda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×