kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manajer investasi rebalancing portofolio, obligasi korporasi kecipratan untung


Kamis, 05 November 2020 / 19:32 WIB
Manajer investasi rebalancing portofolio, obligasi korporasi kecipratan untung
ILUSTRASI. Obligasi korporasi terutama yang memiliki peringkat tinggi mencatat penurunan yield karena mengekor yield SUN.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi terus menunjukkan kinerja mumpuni belakangan ini. Merujuk data Indonesia Bond Price Agency (IBPA), Indeks Return Obligasi Korporasi berada di level 325,92 pada hari ini, Kamis (5/11). Level tersebut merupakan level tertinggi. Tak hanya itu, dalam sebulan terakhir indeks tersebut juga terus bergerak naik.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengamini bahwa saat ini pasar obligasi korporasi memang diselimuti tren positif. Hal ini tidak terlepas dari membaiknya kinerja Surat Utang Negara (SUN) yang pada akhirnya turut membuat obligasi korporasi ikut membaik.

Dia mengatakan bahwa obligasi korporasi, terutama yang memiliki peringkat tinggi mencatat penurunan yield karena mengekor yield SUN. Permintaan obligasi pun meningkat. "Pada akhirnya, ini membuat return obligasi korporasi pun semakin tinggi," kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Kamis (5/11).

Ramdhan mengklasifikasikan obligasi dengan rating bagus sebagai obligasi yang memiliki rating minimal AA. Nasib berbeda justru dialami obligasi korporasi yang ratingnya di bawah AA, apalagi yang sempat mengalami penurunan rating. Menurut Ramdhan, obligasi tersebut dari segi yield masih tinggi di pasar karena permintaan yang memang rendah.

Baca Juga: Tempatkan dana di obligasi & pasar uang, return investasi dana pensiun domestik mini

Ramdhan menyebut, salah satu faktor yang turut mengerek kenaikan return obligasi korporasi adalah aksi rebalancing portofolio para fund manager. Pemicunya adalah yield SUN yang semakin kecil. 

Para fund manager beralih ke obligasi korporasi yang dari segi return lebih baik ketimbang SUN. "Namun, di tengah meningkatnya risiko, pada akhirnya fund manager mengarahkan pilihannya ke obligasi korporasi dengan good rating yang punya risiko relatif lebih kecil,” imbuh Ramdhan.

Ramdhan melihat, saat ini obligasi korporasi dengan rating AA dari sektor telekomunikasi, perbankan, dan consumer goods masih jadi incaran. Menurut dia, ketiga sektor ini merupakan yang bisnisnya relatif minim terdampak pandemi virus corona.

Baca Juga: Parkir dana di obligasi dan pasar uang, hasil investasi dana pensiun Indonesia rendah

Ke depan, tren obligasi korporasi masih bergantung pada pergerakan yield SUN. Jika yield SUN kembali turun lagi, obligasi korporasi berpeluang melanjutkan tren positif akhir-akhir ini. Ramdhan bilang, investor asing punya peran terhadap pergerakan tersebut. Jika selepas pemilu Amerika Serikat investor asing terus masuk ke SUN, yield SUN akan turun lagi.

Tapi tren positif ini hanya terjadi pada obligasi berperingkat AA ke atas. Untuk rating yang di bawah tersebut, masih sangat bergantung pada perbaikan kinerja perusahaan. "Kan kinerja ini kaitannya dengan kemampuan bayar, jadi selama investor masih belum yakin dengan risikonya, sulit (obligasi korporasi rating di bawah AA) untuk membaik demand-nya," tutup Ramdhan.

Baca Juga: Penguatan rupiah tak terbendung, ini prediksi untuk Jumat (6/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×