Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
Direktur Panin AM Rudiyanto memaparkan kebijakan Panin AM berinvestasi di BUKA sebagai taktikal. Cara bobot investasi pun relatif kecil dan bersifat taktikal. Jadii ketika dirasa target harga sudah tercapai, dapat dilakukan realisasi penjualan
Para MI pun secara strategi kebanyakan menjadikan saham BUKA sebagai alpha seeker. Dengan adanya saham BUKA diharapkan bisa meningkatkan kinerja reksadananya.
Baca Juga: IHSG diramal bakal melanjutkan pelemahan pada Selasa (10/8)
Toufan juga menyebut Sucorinvest menjaga porsi saham BUKA untuk berada di bawah 3%. Pihaknya mengaku masih mengedepankan strategi value investing, sehingga lebih memilih saham-saham bluechip yang dari sisi valuasi sedang terdiskon.
“Jadi saham BUKA pada portofolio reksadana Sucorinvest AM lebih sebagai alpha seeker saja. Ketika sudah mencapai target price yang kami tetapkan, tentu kami ambil kesempatan untuk profit taking,” jelas dia.
Risiko BUKA, menurut Toufan, adalah seberapa lancar eksekusi pergantian model bisnis dan efek ke pendapatan. Alhasil, alokasi BUKA pada portofolio reksadana AM tidak besar.
Sebagai upaya memitigasi risiko, Antony menyebut pihaknya telah melakukan analisa potensi likuiditas. BUKA dinilai punya likuiditas yang baik sehingga tidak akan menjadi masalah yang besar. Ia juga optimistis dengan prospek BUKA yang sangat baik ke depan.
Saat ini Trimegah AM memiliki posisi overweight di dalam portofolio. Perhitungannya, pertumbuhan TPV BUKA yang diperkirakan lebih dari 50% Compound Annual Growth Rate (CAGR) selama 4 tahun ke depan. Apalagi, pertumbuhan Mitra Bukalapak yang solid dari 1,3 juta mitra pada tahun 2018 menjadi 6,9 juta pada akhir 2020.
“Dengan adanya posisi saham BUKA yang berada di atas bobot indeks pada semua reksa dana saham dan campuran milik Trimegah AM, kami harapkan sampai dengan akhir tahun kinerja reksa dana kami bisa berada di atas benchmark,” tutup Antony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News