kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Manajer investasi belum tertarik meramu reksadana beraset dasar sukuk global


Rabu, 30 November 2011 / 08:40 WIB
Manajer investasi belum tertarik meramu reksadana beraset dasar sukuk global
ILUSTRASI. PT Buyung Poetra Sembada Tbk Beras cap Topi Koki


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Manajer Investasi (MI) belum tertarik merilis reksadana yang menggunakan obligasi negara syariah berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Pemerintah Indonesia merilis instrumen, yang kerap disebut sukuk global tersebut, dua pekan lalu. Nilai surat utang tersebut US$ 1 miliar.

Agus Basuki Yanuar, Presiden Direktur Samuel Asset Management, menuturkan, obligasi dalam denominasi rupiah saat ini menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan obligasi dalam dollar AS.

Otomatis, potensi imbal hasil reksadana yang memanfaatkan obligasi rupiah sebagai aset dasar, lebih besar dibandingkan potensi keuntungan yang ditawarkan reksadana berisi obligasi dollar AS.

"Potensi pertumbuhan kinerja dan imbal hasil di Indonesia lebih menarik. Jadi, kami belum ada rencana menerbitkan reksadana yang berisi sukuk global," kata Agus.

Alasan lain MI enggan memanfaatkan sukuk global adalah aturan main yang membatasi penempatan dana di instrumen luar negeri. Batasnya adalah 15% dari total dana kelolaan masing-masing reksadana. Ini mengakibatkan MI kurang leluasa memanfaatkan sukuk global sebagai underlying. Sukuk global saat ini diperdagangkan di Singapore Stock Exchange.

Andreas M. Gunawidjaja, Direktur Mandiri Manajemen Investasi, melontarkan hal senada. Mandiri saat ini memilih memfokuskan pengembangan kinerja reksadana syariah yang sudah terbit, dibanding meramu produk baru beraset dasar sukuk global. "Kami fokus dulu menaikkan nilai dana kelolaan produk yang sudah ada," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×