Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) optimis bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan dua digit hingga tutup tahun 2019. Sementara itu ,laba bersih ditargetkan akan tetap bertumbuh dibanding tahun lalu.
“Untuk net profit kami optimis akan bertumbuh walaupun angkanya tidak sebesar pertumbuhan angka penjualan,” ujar Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill Andre Andreas Hendjana kepada Kontan.co.id, Kamis (21/11).
Hingga kuartal III 2019, emiten yang memiliki kode saham MAIN ini memang masih berhasil mempertahankan pertumbuhan penjualan dua digit. Mengutip laporan keuangan Malindo Feedmill di kuartal ketiga 2019, penjualan bersih emiten poultry ini tercatat sebesar Rp 5,66 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Laba emiten poultry tertekan di kuartal III-2019, simak rekomendasi analis berikut
Pertumbuhan penjualan bersih Malindo Feedmill mencapai 17,17% secara tahunan alias year on year (yoy) di kuartal III 2019. Kendati begitu, laba bersih Malindo Feedmill justru turun 12,33% secara yoy menjadi Rp 195,39 miliar di kuartal III 2019.
Andre mengatakan bahwa penurunan laba bersih disebabkan oleh adanya penurunan harga jual anak ayam dan itik usia sehari (DOC) dan ayam broiler. Menilik laporan keuangan kuartal III, memang terjadi penurunan penjualan pada ayam broiler.
Dalam laporan keuangan, penjualan ayam pedaging di kuartal III 2019 tercatat sebesar Rp Rp 640,67 miliar. Penjualan ini turun 11,30% dibanding penjualan ayam pedaging di kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp 661,32 miliar.
Baca Juga: Sejumlah harga pangan ini akan mendaki jelang Desember, pemerintah perlu diantisipasi
Sementara itu, penjualan DOC tercatat masih mengalami pertumbuhan sebesar 8,54% secara yoy dari yang semula Rp 925,88 miliar di kuartal III 2019 menjadi Rp 1 triliun di kuartal III 2019.
Asal tahu saja, penjualan bersih Malindo Feedmill di kuartal III 2019 masih didominasi oleh penjualan pakan ternak dengan nilai penjualan sebesar Rp 3,74 triliun atau setara dengan 65,99% dari total pendapatan. Sementara itu, sumbangan terbesar kedua dan ketiga terhadap penjualan berasal dari penjualan DOC dengan porsi kontribusi sebesar 17,72% dan ayam pedaging sebesar 11,30%.
Di samping itu, beban pokok penjualan juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 20,31% secara yoy dari yang semula Rp 4,16 triliun di kuartal III 2018 menjadi Rp 5 triliun di kuartal III 2019. Alhasil, penurunan laba sudah bisa terlihat pada sisi laba kotor yang mengalami penurunan sebesar 2,18% secara yoy menjadi Rp 660,81 miliar.
Baca Juga: Laba PT Malindo Feedmill (MAIN) merosot 13,38% pada kuartal III 2019
Meski demikian, Andre mengaku optimistis bisa mengejar target pertumbuhan laba lantaran harga DOC dan ayam broiler yang sudah cenderung membaik sejak beberapa bulan lalu. MAIN juga akan melakukan upaya efisiensi serta penetrasi pasar ke wilayah timur Indonesia, yakni Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT) guna mendongkrak kinerja.
Asal tahu saja, MAIN baru saja menandatangani perjanjian pinjaman senilai Rp 250 miliar dari Bank BCA pada Senin (18/11) lalu. Menurut keterangan Andre, dana pinjaman tersebut akan digunakan sebagai modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional perseroan seperti pembelian bahan baku, membayar pemasok, dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
