Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah makin merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rabu (17/4), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,28% ke level Rp 16.220 per dolar AS.
Di sisi lain, indeks dolar AS menguat 0,02% ke 106,27. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen yang membuat indeks dolar naik yaitu, karena trader tetap bias terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan.
Selain itu, Ibrahim mengatakan, sentimen lainnya yaitu, peringatan dari Federal Reserve (The Fed) membuat sebagian besar trader tidak memperhitungkan penurunan suku bunga lebih awal, serta memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendorong permintaah safe haven.
“Kemudian, komentar Powell juga membuat para trader semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Juni, dengan CME Fedwatch Tools yang kini menunjukkan peluang 79,2% bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (17/4).
Baca Juga: Spot Rupiah Closed Weaker at Rp 16,220 Per US Dollar Today (17/4)
Ibrahim menambahkan, CME Fedwacth Tools juga menunjukkan para trader memperkirakan peluang kecil kenaikan suku bunga 25 basis points.
Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Ibrahim bilang, datang dari International Monetary Fund (IMF) yang kembali mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 di angka 5%.
“Dan IMF juga tak mengubah proyeksinya terhadap ekonomi Indonesia di angka 5%,” kata dia.
Di sisi lain, dia mengatakan, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh di angka 5,2%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi IMF. Tak hanya itu, pemerintah juga memproyeksikan ekonomi Indonesia dapat mencapai di kisaran 5,3%-5,6% pada tahun 2025 mendatang.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.170- Rp 16.250 per dolar AS pada Kamis (18/4).
Sementara itu, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, sentimen yang membuat rupiah kembali melemah yaitu, karena tertekan oleh penguatan dolar AS setelah pernyataan hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell. Namun data penjual ritel Indonesia yang kuat sedikit membatasi perlemahan rupiah.
“Dengan absennya data ekonomi penting dari domestik maupun AS. Investor mengantisipasi potensi pernyataan hawkish dari beberapa pidato pejabat the Fed malam ini,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (17/4).
Baca Juga: Terus Tertekan, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 16.220 Per Dolar AS Hari Ini (17/4)
Lukman pun memprediksi, rupiah masih akan tertekan pada perdagangan besok, Kamis (18/4), di rentang Rp 16.150 - Rp 16.350 per dolar AS.
“Namun jangan mengabaikan, apabila Bank Indonesia akan kembali mengintervensi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News