Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) diperkirakan masih akan terus meninggi. Sinyal itu sudah terlihat diawal tahun A. Kelik Purwanto, Sekertaris PT BW Plantation Tbk (BWPT) mengungkapkan, di awal tahun perusahaannya mampu melepas CPO di harga Rp 7000 per kilogram (kg) atau naik 14,4% dibandingkan harga tahun lalu sebesar Rp 6.117 per kg.
Kelik menambahkan, hampir seluruh penjualan CPO perseroan dilakukan melalui tender di dalam negeri. Itu sebabnya, BWPT mampu mendapatkan harga yang cukup tinggi. "Kami selalu berusaha mendapatkan harga terbaik dalam setiap tender," tambahnya.
Untuk memaksimalkan pendapatannya, pada tahun ini BWPT akan menggenjot penjualan CPO hingga 110.000 ton atau meningkat 20,5% ketimbang penjualan tahun 2009 sebanyak 91.282 ton.
Kelik mengatakan, kenaikan penjualan itu akan didukung oleh peningkatan luas lahan yang dapat dipanen. Bila di tahun 2009 area panen BWPT baru seluas 13.634 hektar (ha), tahun ini akan bertambah menjadi 15.270 ha. Adapun total luas lahan sawit milik emiten ini mencapai 41.448 ha. "Potensi lahan kami masih cukup luas," katanya.
Luas kebun sawit milik BWPT memang relatif kecil dibandingkan lahan milik emiten seperti Astra Agro Lestari (AALI), Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) atau London Sumatra Plantation (LSIP). Namun prospek bisnis perseroan ini dinilai lumayan terang. Herman Koeswanto, analis AAA Sekuritas memperkirakan hasil panen dari kebun BWPT akan terus meningkat setiap tahun. Sebab, areal yang ditanami cukup luas. Pada tahun 2010, Herman meramal, produksi CPO akan mencapai 103.168 ton. Jumlah itu bisa bertambah jika peningkatan kapasitas pabrik CPO milik perseroan kelar di kuartal IV nanti.
Namun Kelik menjelaskan peningkatan kapasitas itu baru selesai tahun 2011. Saat ini kapasitas pabrik pengolahan sawit milik BWPT baru 105 ton per jam. Dengan penambahan tersebut, kelak produksinya bisa melonjak hingga 150 ton per jam.
Lanang Trihardian, Analis Syailendra Capital mengatakan, upaya para emiten perkebunan untuk mengerek produksi merupakan langkah tepat. Sebab, pasokan CPO ke pasar dunia akan berkurang. Selain faktor penurunan produksi di Malaysia, ancaman El Nino dapat memangkas produksi CPO. "Kondisi itu akan membuat harga jual CPO naik," katanya.
Lanang memperkirakan tahun ini pendapatan BWPT akan mencapai 750 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 260 miliar. Sementara di tahun 2009, dengan pendapatan sebesar Rp 590 miliar, BWPT mampu meraih laba bersih sekitar Rp 200 miliar. Versi Herman di 2010 BWPT akan mampu meraih pendapatn senilai Rp 715,20 miliar. "Laba bersihnya sekitar Rp 250,02 miliar," ujarnya..
Dengan fundamental seperti itu, kedua analis merekomendasikan buy terhadap efek ini. Lanang punya target Rp 900 per saham. Sedangkan Herman optimis dalam jangka panjang BWPT bisa melaju ke Rp 790 per saham. Kemarin (9/2/) BWPT di Rp 570 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News