Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) baru saja merampungkan pabrik pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Juli lalu. Namun, perusahaan milik Grup Indofood ini berniat menambah pabrik pengolahan CPO pada tahun depan.
Direktur Utama LSIP Benny Tjoeng mengatakan, saat ini LSIP sedang menghitung ulang jumlah kebutuhan pabrik baru pengolahan minyak sawit. "Setiap menanam 5.000 hektare, kami harus membuat satu pabrik baru. Idealnya dengan kapasitas 30 ton per jam," kata Benny di Jakarta, dua hari lalu (14/9).
Saat ini, LSIP memiliki 11 pabrik dengan kapasitas total 405 ton per jam. Jumlah ini sudah termasuk satu pabrik baru berkapasitas 45 ton per jam yang baru beroperasi. Pabrik pengolahan sawit milik perusahaan yang kerap disebut Lonsum ini tersebar di tiga wilayah. Yaitu, empat pabrik di Sumatra Utara, enam pabrik di Sumatra Selatan, dan satu pabrik di Kalimantan Timur. Kemungkinan pabrik baru nanti akan berlokasi di Sumatra Selatan atau Kalimantan Timur.
Kini, LSIP juga masih menghitung kebutuhan dana pembangunan pabrik pengolahan CPO itu, sesuai kapasitas dan jenis pengolahan pabriknya. "Tapi perkiraannya sekitar Rp 90 miliar-Rp 100 miliar per pabrik," ungkap Benny.
Tahun ini, LSIP akan terus menambah lahan kebun kelapa sawit tertanam. Targetnya, LSIP akan menambah lagi sekitar 2.000 lahan tertanam. Saat ini, lahan tertanam LSIP mencapai 110.000 hektare. Rinciannya, 93.000 hektare ditanami kelapa sawit dan 17.000 hektare karet.
Dengan luas lahan itu, LSIP menargetkan produksi CPO 380.000 ton atau naik 15,1% dibandingkan tahun lalu yang hanya 330.000 ton. Hingga Juni 2009, produksi CPO LSIP baru mencapai 175.000 ton.
Semester I-2009, LSIP sudah membelanjakan dana Rp 300 miliar untuk menyelesaikan pabrik pengolahan sawit, penanaman kebun baru, dan pelebaran jalan perkebunan. "Hingga akhir tahun, total belanja modal bisa mencapai Rp 600 miliar," imbuh Benny.
Pada perdagangan kemarin, saham LSIP berakhir di posisi Rp 7.400 per saham, sama dengan posisi Senin (14/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News