Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar melemah berturut-turut untuk hari ketiga pada Jumat (1/3). Mengutip Bloomberg, pukul 11.15 WIB, rupiah pasar spot ke level Rp 14.118 per dollar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,35% dari posisi kemarin.
Senasib, pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) rupiah ke Rp 14.111 per dollar AS atau melemah 0,35% dari posisi kemarin Rp 14.062 per dollar AS.
"Pelemahan rupiah terjadi karena faktor fundamental eksternal. Kunci utamanya adalah perundingan dagang AS dan China yang ternyata masih jauh dari kesepakatan damai, serta pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump kemarin, yang tidak menghasilkan kesepakatan apapun," tutur analis Garuda Berjangka, Ibrahim kepada Kontan.co.id.
Dirinya melanjutkan, AS dan China masih sulit mencapai kesepakatan sebab pertimbangan keduanya berbeda. AS menuntut China agar mendapatkan lebih banyak akses untuk perusahaan-perusahaan AS, penegakan perlindungan kekayaan intelektual, dan diakhirinya subsidi industri.
Sementara China lebih fokus pada pembatalan bea impor sebesar 25% dan mengatakan bahwa kemajuan substansial telah dibuat pada masalah-masalah spesifik seperti transfer teknologi, perlindungan hak kekayaan intelektual, hambatan non-tarif, industri jasa-jasa, pertanian dan nilai tukar.
Sementara dalam pertemuan bersama Kim Jong Un, pihak AS tak bisa mengabulkan permintaan Korea Utara untuk menghilangkan sanksi ekonomi.
Pelakiu pasar juga bertambah khawatir memasuki kawasan emerging market terkait konflik antara India dan Pakistan.
"Negara yang bertikai dikenal memiliki nuklir, ada kekhawatiran perang nuklir meletus di masa depan," tambah Ibrahim.
Selain itu, rilis data ekonomi AS yang tidak memuaskan belum cukup menyokong rupiah. Menilik Reuters, angka GDP AS kuartal IV 2018 meningkat sebesar 2,6%, angka ini di bawah ekspetasi yakni sebesar 3%.
Sementara angka pengangguran juga meningkat sebanyak 8.000, menjadi 225.000, lebih tinggi dibandingkan ekspetasi.
Ibrahim melihat kekuatan rupiah berupa deflasi sebesar 0,08% secara month to month, dan 2,57% secara year on year belum mampu mendongkrak rupiah hari ini.
"Sekarang kita menunggu apa kebijakan AS seputar perang dagang, bila tidak ada hal signifikan yang diambil atau bahkan kenaikan bea impor dilaksanakan, maka efek pelemahan diproyeksikan berlanjut sampai minggu depan," jelasnya.
Ibrahim meramal rupiah melanjutkan pelemahannya di kisaran 14.105 per dollar - Rp 14. 120 per dollar pada perdagangan hari ini.
"Jika tembus sampai Rp 14.120 per dollar, maka akan meluncur terus ke angka Rp 14.145 per dollar AS," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News