kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

London Sumatra (LSIP) dan Salim Ivomas (SIMP) melanjutkan ekspansi kebun dan pabrik


Kamis, 24 September 2020 / 05:25 WIB
London Sumatra (LSIP) dan Salim Ivomas (SIMP) melanjutkan ekspansi kebun dan pabrik


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum melanjutkan ekspansi di tengah pandemi. Lonsum telah menghabiskan anggaran belanja modal Rp 136 miliar di semester pertama dan meramalkan penyerapan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 500 hingga akhir tahun.

Sedangkan serapan capex Salim Ivomas sepanjang tahun 2020 berkisar antara Rp 1 triliun-Rp 1,1 triliun. Dengan begitu, total serapan capex dua emiten CPO Grup Salim pada tahun ini diproyeksi mencapai Rp 1,5 triliun-Rp 1,6 triliun.

Direktur Utama Lonsum Benny Tjoeng mengatakan, LSIP menggunakan capex untuk aktivitas penanaman baru pada lahan seluas 700 hektare (ha) dan penanaman kembali tanaman buah, seperti karet, kakao, dan teh yang kurang lebih mencapai 1.000 ha.

Sebagai gambaran, per Juni 2020, lahan tertanam inti yang dimiliki Lonsum adalah seluas 115.000 ha. Sebanyak 82% atau 95.045 ha diisi oleh kelapa sawit. Dari jumlah tersebut, 85.629 ha merupakan lahan yang menghasilkan, sedangkan 9.416 ha belum menghasilkan.

Kemudian, sisa lahan tertanam inti lainnya dimanfaatkan untuk karet, kakao, dan teh. Selain itu, Lonsum juga memiliki lahan tertanam plasma kelapa sawit sebesar 31.621 ha. 

Baca Juga: Tahan banting, begini rekomendasi saham sektor barang konsumsi

Di samping untuk penanaman baru dan penanaman kembali, capex Lonsum tersebut turut diperuntukkan bagi perawatan tanaman yang belum menghasilkan. "Belanja modal tersebut juga akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik di Kalimantan Timur, membangun perumahan karyawan, dan perbaikan jalan," ungkap Benny dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/9).

Menurut dia, alokasi capex terbesar adalah untuk pembangunan satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Timur. Pabrik ini memiliki kapasitas 45 ton tandan buah segar (TBS) per jam.  

Meskipun begitu, sebenarnya, kemajuan pembangunan pabrik ini sedikit terlambat. "Yang tadinya kami harapkan selesai tahun ini, kini kami perkirakan baru bisa commissioning pada awal April 2021," ucap Benny. 

Sejauh ini, Lonsum memiliki 12 PKS dengan kapasitas 2,6 juta ton TBS per tahun. Di samping itu Lonsum juga memiliki empat lini karet remah, tiga lini karet lembaran, satu pabrik teh, dan satu pabrik kakao. 

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) sah menjadi pemegang seluruh saham Pinehill

Tak jauh berbeda, pemegang 59,51% saham Lonsum, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga bakal fokus pada pertumbuhan organik dengan memperhatikan pertumbuhan tanaman yang belum menghasilkan dalam lima tahun ke depan. Sementara dari segmen hilir, Salim Ivomas akan terus meningkatkan kapasitas pabrik penyulingan (refinery).

Wakil Direktur Utama Salim Ivomas Paulus Moleonoto mengatakan, pada tahun ini SIMP mengalokasikan sebagian capex untuk penambahan satu kapasitas baru penyulingan di Jakarta. "Kami juga melakukan penambahan fasilitas di Surabaya untuk produksi margarin, beserta dengan bangunan dan infrastrukturnya," tutur Paulus.

Tak ketinggalan, Salim Ivomas juga melakukan penanaman kembali beserta perawatan di kebun sebagai bagian dari pengembangan bisnis hulu. Sebagai informasi, per Juni 2020, Salim Ivomas memiliki lahan tertanam inti seluas 299.165 ha. Sebanyak 84% atau 250.364 ha diisi oleh kelapa sawit. Dari jumlah tersebut, 211.730 ha merupakan lahan yang menghasilkan, sedangkan 38.634 ha belum menghasilkan.

Kemudian, sisa lahan tertanam inti lainnya digunakan untuk menanam karet, tebu, dan tanaman lainnya. Selain itu, SIMP juga memiliki lahan tertanam plasma kelapa sawit sebesar 86.950 ha. 

SIMP memiliki 27 PKS dengan kapasitas 7 juta ton TBS per tahun. Ada juga lima pabrik penyulingan CPO berkapasitas 1,7 juta ton CPO per tahun, serta dua pabrik pengolahan dan penyulingan gula dengan kapasitas 2,2 juta ton tebu per tahun. 

Baca Juga: Kinerja sektor perkebunan masih bisa tumbuh, ini penjelasan sejumlah analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×