kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lo Kheng Hong: Pemilu bukan patokan


Kamis, 16 Januari 2014 / 16:16 WIB
Lo Kheng Hong: Pemilu bukan patokan
ILUSTRASI. Film La La Land, film romantis yang dibintangi Ryan Gosling dan Emma Stone adalah salah satu film yang memiliki akhir cerita menyedihkan atau sad ending.


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

JIKA kita melihat lagi sejarah pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) di tahun-tahun pemilu dalam 15 tahun terakhir, yaitu tahun 1999, 2004 dan 2009, IHSG cenderung tumbuh tinggi dibandingkan tahun lainnya. Tahun 1999, misalnya, indeks tumbuh 70% dari level 398 ke posisi 676.

Begitu juga di tahun 2004, indeks naik 45% dari posisi 691 ke level 1.000. Sedangkan di tahun 2009 indeks melesat 87% dari 1.335 ke posisi 2.534.

Apa yang saya lakukan di tahun pemilu? Yang saya lakukan adalah fokus melihat kinerja keuangan emiten seperti yang selama ini selalu saya lakukan. Ketika saya menemukan emiten yang kinerjanya bagus dan harga sahamnya murah, maka saya akan membelinya.

Saya tidak mengaitkan pembelian saham tersebut dengan faktor pemilu atau faktor makro ekonomi lainnya. Dan tidak perlu menunggu presiden terpilih. Karena jika saya menunggu, jangan-jangan saya akan terlambat memetik peluang.

Mungkin ada investor yang lebih memilih wait and see pada saat ini. Tapi untuk saya, tahun politik tidak mempengaruhi keputusan investasi saya.

Tidak sulit mengakumulasi saham yang bagus pada saat ini. Hanya perlu waktu, ulet membeli setiap hari sehingga lama-lama aset tersebut terkumpul dalam jumlah yang besar.

Di awal, sudah saya tekankan bahwa waktu saya membeli saham tidak pernah mengaitkannya dengan tahun Pemilu dan makro ekonomi, apalagi dengan penanggalan tahun kuda kayu. Tetapi kalau sektor perkebunan pada tahun ini diprediksi akan berjaya, saya setuju.

Emiten sektor perkebunan kelapa sawit itu banyak mendapatkan keuntungan dari ekspor. Pelemahan nilai tukar rupiah, menyebabkan keuntungan mereka kian berlipat.

Sektor lain yang menarik adalah tambang batubara, yang saat ini paling terpuruk dan dijauhi investor. Harga sahamnya kini sedang murah. Bisa kita bayangkan, bagaimana jika kelak harga komoditas kembali berjaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×