CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lippo Karawaci terbitkan obligasi US$ 75 juta untuk refinancing


Selasa, 05 Juni 2018 / 20:00 WIB
Lippo Karawaci terbitkan obligasi US$ 75 juta untuk refinancing
ILUSTRASI. Kawasan Meikarta


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) segera menerbitkan obligasi senior atau senior note dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 75 juta dengan tingkat bunga sebesar 9,625% yang akan jatuh tempo tahun 2020.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/6), obligasi ini diterbitkan oleh anak usaha LPKR, yakni Theta Capital Pte Ltd, yang berada di Singapura dengan skema penawaran private placement. LPKR telah menandatangani subscription agreement dengan Deutsche Bank AG Singapura selaku agen penempatan dan beberapa investor yang memenuhi persyaratan mengambil bagian.

Lippo Karawaci akan menggunakan seluruh dana hasil penerbitan obligasi ini untuk refinancing atau pembayaran utang. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya seusai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa (5/6). Ia mengatakan, obligasi ini sudah diterbitkan dan sudah closing.

Sebelumnya, dalam prospektus disebutkan bahwa dari penerbitan obligasi tersebut hanya sebesar US$ 52 juta yang akan digunakan untuk refinancing. Namun Ketut menegaskan bahwa seluruh dana tersebut akan digunakan untuk refinancing.

Artinya, sejak hari Selasa LPKR telah mendapatkan dana segar sebesar US$ 75 juta atau ekuivalen sebesar Rp 1,04 triliun berdasarkan perhitungan dengan menggunakan nilai tukar hari Selasa pukul 18.30 WIB, yakni sebesar Rp 13.874. Namun, agaknya jumlah sebesar Rp 1,04 triliun tersebut masih kurang jika mempertimbangkan utang LPKR.

Jika menilik laporan keuangan perusahaan kuartal I/2018, terlihat utang usaha perusahaan mencapai Rp 1,18 triliun serta utang bank jangka pendek yang mencapai Rp 1,34 triliun. Secara total liabilitas jangka pendek perusahaan, termasuk utang dan kewajiban-kewajiban lain, mencapai Rp 8,88 triliun.

Selain itu, utang LPKR yang sudah disebutkan baru sebatas utang usaha dan utang jangka pendek dalam mata uang rupiah. Sementara, perusahaan juga memiliki sejumlah utang dalam mata uang asing dengan jumlah total jika dirupiahkan ekuivalen dengan Rp 13,03 triliun.

Strategi LPKR dalam memenuhi pendanaan serta untuk pembayaran kewajiban, Ketut mengatakan bahwa pihaknya akan berfokus pada light asset atau pengurangan aset melalui skema Dana Investasi Real Estate (DIRE), yang ditangani oleh anak usaha perusahaan, yaitu Lippo Malls Indonesia Retail Trust.

"Ada satu aset mall yang tengah kami siapkan, tapi tidak bisa kami disclose nama mall serta nilainya. Sebab, saat ini masih dalam tahap assessment. Kami targetkan kuartal IV sudah selesai," kata Ketut, Selasa (5/6).

Sebelumnya LPKR juga telah memasukkan dua asetnya ke instrumen DIRE tahun lalu, yakni Lippo Mall Jogja dan Siloam Hospital Jogja.

Arus kas perusahaan diakui Ketut tergolong kurang saat ini dan dengan pembayaran pokok utang yang cukup besar, maka LPKR menempuh cara memasukkan aset ke dalam DIRE serta penerbitan obligasi untuk memenuhi kebutuhan pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×