kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima saham yang melantai di 2019 jadi saham gocap


Minggu, 05 April 2020 / 13:06 WIB
Lima saham yang melantai di 2019 jadi saham gocap
ILUSTRASI. Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3/2020). Sepanjang tahun 2019 hingga saat ini, terdapat 72 emiten yang telah melantai di bursa efek. ANT


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

4. Bhakti Agung Propertindo
BAPI membukukan pendapatan Rp 12,45 miliar dalam sembilan bulan di 2019. Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan hingga 328,67% dari Rp 2,93 miliar di kuartal III-2018. Kinerja cemerlang tersebut mampu membuat BAPI membukukan laba bersih Rp 1,01 triliun dari kondisi di kuartal III-2018 yang masih rugi Rp 281,67 miliar. 

5. Ginting Jaya Energi
Emiten berkode saham WOWS ini membukukan pendapatan Rp 58,12 miliar per April 2019. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 26,67% yoy dari Rp 45,88 miliar. Laba WOWS juga ikut naik 20,63% yoy dari Rp 7,9 miliar menjadi Rp 9,53 miliar di Aprol 2019. 

Baca Juga: Virus corona dan harga minyak masih jadi sentimen utama bursa global di pekan depan

Selain itu, Kontan mengamati beberapa saham yang berada direntang harga Rp 51 - Rp 59 antara lain PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO), PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA), PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) dan PT Eastparc Hotel Tbk (EAST).

Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio mengatakan penurunan ke level gocap tersebut sejalan dengan kondisi pasar yang tengah tertekan karena Covid-19 ditambah dengan valuasi perusahaan yang cenderung masih kecil. Pada saat melantai, perusahaan tersebut melepas harga sahamnya di kisaran Rp 100 hingga Rp 500. 

Meski tertekan, saham-saham tadi masih berpotensi untuk rebound apabila IHSG berhasil menembus level Rp 5.000. "Karena biasanya saham yang IPO berpeluang menjaga komitmen untuk memperhatikan kinerja," jelas Bertoni, Jumat (3/4). 

Baca Juga: IHSG masih berpeluang melemah, investor bisa mulai beli

Bertoni menambahkan, investor yang memang tertarik melirik emiten dengan valuasi serupa tetap perlu berhati-hati. 

Dalam hal ini, investor disarankan untuk memperhatikan arus kas tetap positif dan memilih emiten yang selalu mencetak kenaikan pendapatan setiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×