kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

IHSG masih berpeluang melemah, investor bisa mulai beli


Sabtu, 04 April 2020 / 18:20 WIB
IHSG masih berpeluang melemah, investor bisa mulai beli
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3/2020). Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat menguat 1,71%.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,02% atau 91,74 poin atau 4.623,43 pada perdagangan terakhir pekan ini. Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat menguat 1,71%.

Wall Street kembali turun pekan ini setelah pelaku pasar kembali fokus pada Covid-19. Sentimen positif bursa saham pekan ini adalah kenaikan harga minyak setelah mencapai level terendah dalam beberapa tahun terakhir Presiden AS Donald Trump mengatakan telah bicara dengan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman untuk mengurangi produksi minyak mentah.

Tahun ini harga minyak sudah turun lebih dari 58% yang berakibat pelaku pasar menjual aset keuangan lain untuk menutup kerugian kontrak minyak mentah. Penurunan ini juga memukul industri shale oil AS yang mendorong ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja di sana.

"Saya tidak percaya Rusia dan anggota OPEC akan segera menurunkan pasokan minyak mentah mereka karena Arab baru saja menaikan produksi," kata Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama dalam riset, Sabtu (4/4).

Baca Juga: IHSG bangkit di pekan ini, bagaimana dengan pekan depan?

Selain itu tanpa partisipasi AS dalam menurunkan produksi shale oil sulit menemukan penurunan produksi dalam waktu dekat. Pasalnya, produksi minyak AS masih berada di kisaran tertinggi lebih dari 12 juta barel per hari.

Harga minyak cenderung tertekan akibat penurunan permintaan akibat aktivitas lockdown yang di pakai berbagai negara untuk melawan Covid 19. Hanya China yang mulai pulih dari Covid 19 dilaporkan mulai membeli minyak untuk cadangan darurat menjadi berita positif minyak mentah.

Hans mengatakan, pasar keuangan akan memperhatikan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan mereka bersiap dengan lonjakan kasus virus korona baru dalam dua pekan ke depan. Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian di AS dengan perkiraan puncaknya selama dua minggu ke depan.

Baca Juga: Stimulus Dorong IHSG, tapi Masih Rawan Aksi Jual

Rilis data ekonomi belakangan menunjukkan dampak virus corona terhadap ekonomi AS dan dunia. Indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret dari 50,1 pada Februari. Klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 6,65 juta dari sebelumnya 3,3 juta pengangguran AS pada pekan terakhir Maret. Data ini kembali mencatatkan rekor tertinggi.

Sedangkan data lapangan kerja AS turun 701.000 pada Maret dan ini merupakan laporan pekerjaan terburuk sejak 2009. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4%. Lockdown di sebagian wilayah melawan Covid 19 membuat ekonomi AS menjadi berat dan ini akan di konfirmasi oleh data-data yang keluar. "Ditambah dengan lonjakan kasus Covid 19 membuat kami perkirakan indeks-indeks di Wall Street akan cenderung tertekan pekan depan," imbuh Hans.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×