Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) kini sedang menghitung ulang kebutuhan pendanaan akuisisi, yang bersumber dari penerbitan obligasi. Pasalnya, saat ini sudah ada beberapa bank yang bersedia menggelontorkan pinjaman kepada produsen obat tersebut.
"Pokoknya kelima bank terbesar sudah siap jika kami membutuhkannya," ujar Direktur KLBF Vidjongtius kepada KONTAN, belum lama ini. Tapi, dia masih enggan membeberkan identitas kelima bank itu.
Vidjongtius menjelaskan, jumlah fasilitas pinjaman yang mungkin diberikan oleh kelima bank itu berbeda antara satu sama lain. Ada yang bersedia mengucurkan kredit Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, bahkan hingga Rp 500 miliar.
Karenanya, KLBF masih terus membahas porsi penerbitan obligasi untuk menutup kebutuhan pendanaan akuisisi yang diprediksi mencapai Rp 1 triliun. "Kalau bunganya (pinjaman bank) bagus, pasti rencana porsi obligasinya akan berkurang," imbuhnya.
Sebelumnya, KLBF berencana menutup setengah pendanaan akuisisi dari kas internal mereka. Maklum, hingga akhir tahun lalu KLBF memiliki dana kas dan setara kas cukup besar, yakni mencapai Rp 1,56 triliun.
Sementara separuh kebutuhan dana akuisisi lainnya yang sebesar Rp 500 miliar akan bersumber dari penerbitan obligasi. Penerbitannya baru akan dilakukan jika manajemen KLBF telah bersepakat dengan pemilik perusahaan yang mau diakuisisinya.
Saat ini, KLBF masih melakukan finalisasi akuisisi atas belasan perusahaan yang bergerak di bidang makanan kesehatan dan obat. Vidjongtius bilang, KLBF masih mendapat banyak tawaran dari perusahaan sejenis untuk diakuisisi. "Namun kami tentu akan pilih yang paling menguntungkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News