kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas Rupiah Melimpah, Mandiri Sekuritas Yakin Pasar Obligasi Tahun Ini Solid


Jumat, 24 Juni 2022 / 18:46 WIB
Likuiditas Rupiah Melimpah, Mandiri Sekuritas Yakin Pasar Obligasi Tahun Ini Solid
ILUSTRASI. Mandiri Sekuritas memproyeksikan pasar obligasi Indonesia di tahun 2022 masih akan tetap solid.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas memproyeksikan pasar obligasi Indonesia di tahun 2022 masih akan tetap solid karena faktor likuiditas rupiah yang masih melimpah. Memang, di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, pasar obligasi Indonesia juga mengalami kenaikan yield akibat foreign fund outflow.

Handy Yunianto, Head of Fixed Income Analyst Mandiri Sekuritas mengatakan, dukungan investor domestik untuk obligasi pemerintah yang tinggi membuat pasar obligasi Indonesia cukup resilient.

"Kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara emerging market lainnya," ucap Hendy dalam siaran pers, Jumat (24/6).

Hendy menyebut, dukungan investor domestik kepada obligasi pemerintah akan terus solid karena faktor likuiditas rupiah yang masih melimpah.

Baca Juga: Per 22 Juni 2022, BI Sudah Beli SBN di Pasar Perdana Sebesar Rp 32,54 Triliun

Secara umum, kata Hendy, terjadi pertumbuhan pada kredit perbankan sekitar 9%, namun dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan, giro, dan deposito tumbuh lebih tinggi yakni 10%.

"Hal ini menyebabkan tren loan-to-deposit ratio perbankan terus menurun, yang berarti sistem perbankan Indonesia memiliki likuiditas yang memadai," ujar Hendy.

Dampaknya, suku bunga deposito terus turun, sehingga selisih antara bunga depoito dan yield SUN semakin melebar. Kondisi ini membuat dukungan investor domestik terhadap obligasi pemerintah Indonesia akan terus berlanjut.

"Tren likuiditas pada perbankan akan terus memadai, mengingat Bank Indonesia masih akan melakukan burden sharing dengan memberikan membeli obligasi pemerintah di pasar perdana sejumlah Rp 220 triliun," kata Hendy.

Menurut Hendy, di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi akibat pandemi, geopolitik perang Rusia dan Ukraina, disrupsi rantai pasokan, kenaikan inflasi yang diikuti dengan kenaikan suku bunga global, maka diversifikasi portofolio investasi menjadi sangat penting.

"Obligasi menjadi instrumen yang menarik karena memberikan cash flow kupon yang pasti, dengan tingkat imbal hasil yang masih menarik dan nilai pokok investasinya akan kembali lagi pada saat jatuh tempo," imbuh Hendy.

Baca Juga: Penyesuaian GWM Sejak Maret Sudah Menyedot Likuiditas Perbakan Rp 119 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×