Reporter: Akhmad Suryahadi, Barly Haliem, Benedicta Prima, Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhirnya, saham Barito Pacific Tbk (BRPT) menyalip nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP). Itulah kejutan yang terjadi di Liga Saham Big Cap pada hari terakhir bursa saham sebelum cuti libur Natal tahun ini.
Sepanjang perdagangan bursa saham Senin (23/12), saham BRPT sempat menyentuh harga Rp 1.525 per saham. Harga tersebut merupakan rekor tertinggi harga saham BRPT sepanjang sejarahnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga penutupan bursa saham awal pekan ini, saham BRPT naik 10 poin atau 0,67% menjadi Rp 1.510 per saham. Ini adalah rekor harga penutupan tertinggi saham BRPT sepanjang masa. Market cap saham BRPT pun terangkat menjadi Rp 134,41 triliun.
Baca Juga: Net buy asing Rp 423,796 miliar, IHSG ditutup naik 0,34%
Pada hari yang sama, harga saham ICBP turun 125 poin atau 1,08% menjadi Rp 11.400 per saham. Market cap saham ICBP pun turun menjadi Rp 132,95 triliun.
Dengan hasil perdagangan saham tersebut, posisi market cap BRPT naik ke peringkat 10 daftar peserta Liga Saham Big Cap pemilik market cap di atas Rp 100 triliun. Sementara peringkat market cap saham ICBP turun ke peringkat 11 atau terpental dari daftar 10 besar.
Di luar perubahan posisi saham BRPT dan ICBP, posisi peringkat market cap di Liga Saham Big Cap masih tetap. Posisi saham BBCA masih kokoh bercokol di puncak klasemen. Skor berdasarkan hasil laga Liga Saham Big Cap Senin (23/12) bisa Anda simak di tabel berikut ini:
Peringkat Market Cap Liga Saham Big Cap, Senin (23/12) | |||
---|---|---|---|
Kode | Harga* | Perubahan (%) | Market Cap (Rp triliun) |
BBCA | 33.300 | 0 | 821,01 |
BBRI | 4.450 | 2,06 | 548,89 |
TLKM | 4.020 | 0 | 398,23 |
BMRI | 7.725 | 0,32 | 360,5 |
UNVR | 41.650 | 0,06 | 317,79 |
ASII | 6.900 | -0,36 | 279,34 |
HMSP | 2.150 | 2,38 | 250,08 |
TPIA | 10.475 | -0,48 | 186,81 |
BBNI | 7.925 | 1,6 | 147,79 |
BRPT | 1.510 | 0,67 | 134,42 |
ICBP | 11.400 | -1,08 | 132,95 |
CPIN | 6.775 | 0 | 111,1 |
GGRM | 53.575 | 0,89 | 103,08 |
*Rp per saham
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Proyeksi bursa saham
Secara umum, perdagangan saham awal pekan ini berlangsung meriah. Para investor saham tampak memanfaatkan hari transaksi sebelum memasuki libur Natal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,34% menjadi 6.305,91 pada perdagangan Senin (23/12). Volume transaksi melibatkan sekitar 17,42 miliar unit saham. Nilai total transaksi mencapai Rp 11,2 triliun.
Investor asing pun memborong saham domestik dengan mencatatkan net buy sebesar Rp 420,83 miliar. Jika dihitung dalam sepekan terakhir, Investor asing mencatatkan net buy sekitar Rp 6,13 triliun.
Baca Juga: IHSG Masih Akan Menguat Jelang Libur Akhir Tahun, Simak Rekomendasi Analis premium
Saham-saham yang diburu asing mayoritas berasal dari kelompok saham big cap. Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin sebagai saham paling diburu asing.
Berikut ini adalah daftar saham peserta Liga Saham Big Cap berdasarkan posisi net buy/net sell hingga satu pekan terakhir:
Net Buy/Net Sell Asing (16-23 Desember 2019)* | ||
---|---|---|
Kode | Per 23/12/19 | 16-23 Des 2019 |
BBRI | 290,4 | 1.390 |
BMRI | 233,14 | 1.100 |
BBCA | -59,25 | 816,98 |
HMSP | 36,63 | 73,28 |
TLKM | 45,24 | 68,93 |
GGRM | 18,15 | 32,16 |
ICBP | 7,12 | -12,9 |
UNVR | -2,46 | -41,64 |
CPIN | -72,78 | -67,37 |
BBNI | 7,07 | -95,4 |
ASII | -37,47 | -165,83 |
BRPT | -104,16 | -429,06 |
TPIA | -702,11 | -688,14 |
*Rp miliar, minus=net sell
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, penguatan IHSG kemarin tidak lepas dari aksi window dressing yang terjadi di pasar saham dalam negeri. Penguatan di bursa regional Asia juga menopang pergerakan positif IHSG.
Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan menilai, IHSG masih berpeluang menguat. Pasalnya, bursa saham global tengah bergerak dalam tren positif.
Selain itu, menurut Krishna, sentimen negatif akibat kasus reksadana yang menimpa beberapa manajer investasi (MI) dan sempat menekan pergerakan IHSG sudah mulai memudar. Ini membuat kondisi bursa bulan ini lebih kondusif.
Krishna menilai, di sisa-sisa hari perdagangan tahun ini, sentimen positif masih akan mewarnai pergerakan IHSG. Ia memprediksikan, IHSG mampu mencapai level 6.335 di akhir tahun.
Saham pilihan versi analis
Sejumlah analis merekomendasikan beberapa saham peserta Liga Saham Big Cap. Ulasan dari analis ini setidaknya bisa menjadi bekal Anda mengarungi perdagangan saham di pengujung tahun ini.
Analis BNI Sekuritas William Siregar, misalnya, menyoroti prospek saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Saham ini sedang diliputi oleh sentimen pemecahan nilai nominal saham (stock split) 1:5 yang berlaku awal Januari 2020.
William menilai, saham UNVR akan menarik pasca stock split karena volume semakin meningkat. Harga saham UNVR juga lebih terjangkau oleh investor retail. Apalagi, secara historical, harga saham UNVR akan terapresiasi.
Baca Juga: Bagaimana nasib rupiah perdagangan Selasa (24/12) besok?
Namun, William melihat, kelesuan daya beli masyarakat masih menjadi isu utama bisnis UNVR tahun 2020. Apalagi beban masyarakat akan bertambah di tahun depan.
Mulai kenaikan iuran BPJS Kesehatan, pemotongan subsidi listrik, kenaikan cukai rokok dan kenaikan tarif jalan tol. “Jadi, konsumen akan menahan spending," jelas William kepada Kontan, Senin (23/12).
Oleh karena itu, William menyarankan hold untuk UNVR dengan target harga sebelum stock split Rp 43.000. "Kalau pasca stock split, masih saya review," ujar dia.
Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat peluang dari saham Chandra Asri Tbk (TPIA). Memang, saham ini sedang diliputi oleh sentimen melemahnya kinerja kuartal III-2019.
Namun di sisi lain, TPIA akan menggelar rights issue. TPIA akan menggunakan dana hasil penerbitan sekitar 7,1 miliar saham baru untuk membiayai ekspansi kapasitas produksi.
William merekomendasikan beli (buy) saham TPIA dengan target harga Rp 10.800 – Rp 12.000 per saham. Tapi dia memberi catatan, rights issue akan menarik jika harga pelaksanaannya lebih rendah dibandingkan harga pasar saat ini.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat prospek saham Astra International Tbk (ASII) yang potensial untuk dilirik. Apalagi secara valuasi saham relatif masih murah. Dia merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 8.000 per saham.
Sementara berdasarkan indikator teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memandang saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menarik untuk dicermati. Saham TLKM terlihat telah melewati garis batas dari down channel dan berpotensi terkonsolidasi dengan membentuk pola descending triangle.
Indikator ultimate ascillator juga masih menunjukkan sinyal positif. Oleh karena itu, Nafan menyarankan akumulasi beli dengan target harga jangka menengah di level Rp 4.530 per saham.
Dari sisi fundamental, Chris juga menilai saham TLKM masih prospektif. Dia pun merekomendasikan buy saham TLKM. Hitungan Chris, harga wajar TLKM adalah Rp 5.000 per saham. Pada penutupan bursa saham Senin (23/12), harga TLKM berakhir di level Rp 4.020 per saham.
Baca Juga: Jelang tutup tahun, rupiah relatif stabil
Demikian ulasan hasil laga Liga Saham Big Cap terbaru serta proyeksi perdagangan saham kali ini. Nantikan terus ulasan-ulasan seru seputar Liga Saham Big Cap hanya di kontan.co.id.
Salam Liga Saham, semoga Anda senantiasa cuan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News