Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Adapun sentimen negatifnya adalah ketidakpastian ekonomi global yang masih belum stabil. “Kemacetan di jalan tol juga dapat menurunkan kepuasan pengguna dan berpotensi menghambat pertumbuhan volume lalu lintas,” ungkapnya.
Vicky pun merekomendasikan Buy on Weakness untuk JSMR dengan target harga Rp 5.225 per saham.
Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga melihat, kinerja JSMR masih bisa baik hingga akhir tahun. Walaupun periode libur panjang tak sebanyak di paruh pertama tahun 2024, tetapi momentum Natal dan Tahun Baru di kuartal IV diprediksi akan mendorong lonjakan trafik yang signifikan.
Libur panjang di kuartal IV itu biasanya ditandai dengan meningkatnya volume kendaraan yang melintasi jalan tol, karena banyak orang melakukan perjalanan.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Kantongi Laba Rp 6,79 Triliun pada 2023, Simak Rekomendasi Analis
“Fenomena ini akan berkontribusi positif terhadap pendapatan JSMR, mengimbangi berakhirnya periode libur panjang sebelumnya,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (13/6).
Selain itu, ada antisipasi penyesuaian tarif pada beberapa ruas tol yang diperkirakan akan naik sekitar 6%-7%. Penyesuaian tarif dilakukan dengan menyesuaikan inflasi regional serta peningkatan biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur jalan tol.
Dengan asumsi volume kendaraan tetap stabil atau bahkan meningkat, kenaikan tarif ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perusahaan.
Baca Juga: Kinerja Jasa Marga (JSMR) Terkerek Tarif Tol Tinggi, Cermati Rekomendasi Analis
“Faktor-faktor ini, bersamaan dengan investasi yang berkelanjutan dalam peningkatan kualitas infrastruktur dan layanan serta pengembangan ruas tol baru, akan memberikan peluang kuat bagi JSMR untuk mencatatkan kinerja yang baik hingga akhir tahun,” ungkapnya.
Aditya pun merekomendasikan buy on retracement untuk JSMR dengan pergerakan harga saham di level resistance Rp 5.125 per saham dan support Rp 4.970 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News