kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Level CDS Indonesia yang terus turun menyokong lelang SBSN hari ini


Selasa, 07 September 2021 / 19:57 WIB
Level CDS Indonesia yang terus turun menyokong lelang SBSN hari ini


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan level credit default swap (CDS) Indonesia turut mendukung tingginya minat investor pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN), Selasa (7/9). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 56,61 triliun lebih tinggi ketimbang dua pekan lalu yang mencapai Rp 52,46 triliun. 

Head of Fixed Income BNI Fayadri mengatakan minat investor tinggi terhadap lelang SBSN karena minat mereka pada obligasi pemerintah secara umum masih terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari terus menurunnya level CDS Indonesia. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/9), level CDS Indonesia tenor 10 tahun berada di 128,24. Pada awal bulan ini, level CDS tersebut sempat menyentuh level terendahnya di 127,69. 

Baca Juga: Likuiditas berlimpah, mungkinkah lelang sukuk besok pecahkan rekor penawaran?

Selain itu, tingginya jumlah penawaran yang masuk juga ditopang oleh masih tingginya likuiditas investor, terutama perbankan. Tercatat, seri yang paling banyak menerima penawaran masuk adalah PBS029 sebesar Rp 15,58 triliun. Yield rerata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,41%. Seri ini jatuh tempo pada 15 Maret 2034. 

Dalam lelang kali ini, seri tenor pendek hingga menengah lebih banyak diburu investor. Seri PBS032 yang berjangka waktu lima tahun menerima penawaran masuk sebesar Rp 10,19 triliun. Sementara itu, seri PBS031 yang jatuh tempo dalam tiga tahun menerima penawaran masuk sebesar 11,95 triliun. Peminat pada seri SPNS08032022 bertenor 1 tahun ini juga tinggi di Rp 7,72 triliun. 

Sedangkan, seri panjang seperti PBS018 yang jatuh tempo di 15 Oktober 2046 menerima penawaran masuk yang paling sedikit di Rp 5,44 triliun. Seri PBS004 yang jatuh tempo di 15 Februari 2037 menerima penawaran masuk sebesar Rp 5,73 triliun. 

Baca Juga: Penawaran pada lelang sukuk negara hari ini mencapai Rp 56,61 triliun

Fayadri mengatakan, tenor pendek dan menengah memang masih menjadi primadona investor, terutama perbankan yang masih melihat ada potensi capital gain dari volatilitas di pasar. Sedangkan, seri tenor panjang biasanya memiliki kupon yang lebih tinggi dan biasa diincar oleh dana pensiun yang lebih mengutamakan tingkat imbal hasil atawa yield.

Seri tenor panjang minatnya masih lebih rendah dibanding tenor pendek juga karena tidak terlepas dari kondisi pelaku pasar saat ini yang masih menantikan kepastian kebijakan tapering off AS serta perubahan kebijakan suku bunga oleh The Fed. Sentimen tersebut akan menjadi acuan bagi kebijakan bank sentral di negara lain. 

Dengan minat lelang yang tinggi, Fayadri mengatakan pasar obligasi sedang dalam kondisi kondusif. "Sentimen positif datang dari tingkat imbal hasil yang masih menarik dan pasar sekunder yang likuid," kata Fayadri, Selasa (7/9).

Baca Juga: Pasar obligasi diselimuti tren positif, lelang sukuk esok (7/9) diperkirakan ramai

Kebijakan pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan atas bunga obligasi menjadi 10% juga turut menambah sentimen positif bagi pasar obligasi dalam negeri. Selain itu, sentimen positif juga datang dari penanganan Covid-19 di dalam negeri yang terus menunjukkan perbaikan.

Kini, makin banyak daerah yang menurunkan level PPKM. Seiring dengan likuiditas perbankan yang masih longgar, Fayadri memperkirakan hingga akhir tahun kinerja pasar sukuk berpotensi lanjutkan tren positif. 

Fayadri memproyeksikan yield PBS029 yang merupakan sukuk acuan tenor 13 tahun berpotensi turun mendekati 6,375%. 

Baca Juga: Ini penyebab tingginya penawaran pada lelang sukuk negara Selasa (7/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×