CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Ini penyebab tingginya penawaran pada lelang sukuk negara Selasa (7/9)


Selasa, 07 September 2021 / 18:17 WIB
Ini penyebab tingginya penawaran pada lelang sukuk negara Selasa (7/9)
ILUSTRASI. Jumlah penawaran yang masuk pada lelang SBSN hari ini sebesar Rp 56,61 triliun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN), Selasa (7/9), tinggi karena didukung sentimen eksternal dan internal. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 56,61 triliun.

Jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SBSN dua pekan sebelumnya, yaitu Rp 52,46 triliun. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan lelang SBSN sukses mendapat minat investor yang lebih tinggi karena yield US Tresury tidak berhasil menguat setelah The Fed cenderung bersikap dovish dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari proyeksi konsensus para analis. 

Sementara, sentimen dalam negeri terkait respons positif pelaku pasar pada relaksasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga mendukung optimisme pelaku pasar pada lelang SBSN. 

Baca Juga: Penawaran pada lelang sukuk negara hari ini mencapai Rp 56,61 triliun

Selain itu, minat investor tinggi didukung penurunan pajak penghasilan (PPh) atas imbal hasil obligasi dari 15% menjadi 10%. Likuiditas pasar keuangan dalam negeri yang tetap tinggi turut mengangkat permintaan pada lelang hari ini. Likuiditas perbankan juga masih tinggi karena belum bisa maksimal menyalurkan kredit.  

Terakhir, Josua memperhatikan keputusan pemerintah dengan Bank Indonesia melakukan burden sharing sampai 2022 juga turut mendukung pasar obligasi di tengah ancaman isu tapering off AS. 

Baca Juga: Siap-Siap Lelang Sukuk Hari Ini Cetak Rekor Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×