Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para emiten operator telekomunikasi mulai melepas aset pusat datanya alias data center di pengujung tahun lalu. Sejalan dengan itu, para emiten bakal fokus bersaing dan ekspansi di bisnis telekomunikasi.
Misalnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjual aset data center kepada PT SMPlus Sentra Data Persada yang merupakan anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) senilai Rp 544,20 miliar.
Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom James Wewengkang menjelaskan bisnis data center bukan merupakan bagian dari bisnis inti Smartfren karena itu FREN mengalihkan asetnya kepada DSSA.
Transaksi ini dapat meningkatkan efisiensi Smartfren untuk bisa bertarung di industri telekomunikasi. Di sisi lain, dana segar dari penjualan data center dipakai untuk mendukung aktivitas bisnis FREN.
Baca Juga: Transaksi Afiliasi Grup Sinar Mas: DSSA Ambil Data Center FREN Senilai Rp 544,2 M
Usai melepas aset data centernya, James mengatakan FREN masih akan tetap fokus pada bisnis inti Smartfren yaitu telekomunikasi seluler melalui layanan data dan gencar melakukan ekspansi bisnis.
"Rencana ekspansi kami yaitu perluasan jaringan melalui penambahan BTS 4G terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi pertumbuhan," jelas dia kepada Kontan, Selasa (2/1).
Smartfren tak sendirian, PT Indosat Tbk (ISAT) juga turut mengalihkan aset pusat datanya kepada perusahaan afiliasinya, yaitu PT Starone Mitra Telekomunikasi (SMT) di akhir 2023 senilai Rp 2,62 triliun.
Steve Saerang, SVP Head of Corporate Communications Indosat menuturkan pengalihan aset data center bagian dari komitmen dan perjalanan transformasi dari Telco ke TechCo.
ISAT menggenggam 25% saham SMT. Sementara kepemilikan saham sisanya dikuasai oleh BDX Asia Data Center Holdings Pte yang merupakan perusahaan data center asal Singapura.
SMT diharapkan bisa mengembangkan bisnisnya ke depan. Sejalan dengan kepemilikan saham ISAT di SMT, Steve mengatakan ISAT berharap bisa memperoleh nilai tambah dalam jangka panjang.
"Melalui pendekatan light-weight asset, Indosat dapat berkonsentrasi dalam menciptakan solusi dan inovasi yang berpusat pada teknologi," ucapnya saat dihubungi Kontan, Rabu (3/1).
Baca Juga: Pelita Teknologi Global (CHIP) Kantongi Kontrak Baru dari Smartfren (FREN)
Namun jalan lain ditempuh oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Bahkan emiten pelat merah ini tengah fokus untuk mengembangkan kapasitas data center.
Per September 2023, Grup Telkom telah memiliki 32 data center. Jumlah tersebut terdiri dari 27 data center domestik dan lima data center internasional.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko menyebut potensi bisnis data center di Indonesia masih prospektif dengan pertumbuhan permintaan yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Untuk memanfaatkan peluang tersebut, TLKM telah menjadi colocation partner untuk pelanggan hyperscale, enterprise dan edge sekaligus sebagai digital infrastructure partner hub.
"Telkom terbuka untuk kerja sama dengan strategic partner guna memberikan layanan bagi ekosistem digital Indonesia dan juga lingkup regional," ujar Andri.
Research Analyst Panin Sekuritas Aqil Triyadi menjelaskan potensi pertumbuhan data center masih prospektif. Bahkan kebutuhan data center diproyeksikan meningkat pada 2030.
"Peningkatan ini seiringan dengan pergeseran bisnis yang akan serba digital dan could service," jelasnya.
Adapun Panin Sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk TLKM dengan target harga di Rp 4.800. Sementara rekomendasi hold ISAT dengan target harga Rp 10.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News