Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Sunarti Agustina | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Prospek dua emiten batubara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Indika Energy Tbk (INDY), menurun di mata lembaga pemeringkat internasional. Moody's Investor Service, misalnya, menggunting peringkat utang BUMI.
Moody's menurunkan peringkat utang emiten milik Grup Bakrie tersebut dari dari B3 menjadi Caa1. Utang yang dimaksud adalah utang obligasi senior (senior secured bonds) BUMI. Ini kali kedua Moody's menurunkan peringkat utang BUMI dalam dua bulan terakhir.
Awal Juni 2013 lalu, Moody's memangkas peringkat obligasi BUMI dari B2 menjadi B3. Simon Wong, Vice President Moody's menyatakan, peringkat utang BUMI Caa1 tersebut mengindikasikan kian tingginya risiko yang dihadapi BUMI seiring ketidakjelasan rencana pelunasan (refinancing) obligasi senilai US$ 150 juta.
Obligasi yang diterbitkan Bumi Capital Pte Ltd dan Bumi Investment Pte Ltd, anak usaha BUMI, akan jatuh tempo Agustus mendatang. "Jatuh tempo kurang dari sebulan lagi dan perusahaan belum menyelesaikan penjualan aset non-inti yang potensial," kata Simon dalam keterangan resmi, Senin (22/7).
Moody's memang menyoroti mandeknya proses divestasi aset non-inti BUMI, terutama PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Divestasi ini setidaknya bakal memuluskan refinancing utang BUMI. Selain itu, beban BUMI juga akan sedikit berkurang, karena utang BRMS cukup besar, yakni mencapai US$ 360 juta dan akan jatuh tempo September mendatang.
Manajemen BUMI sendiri tak ambil pusing dengan keputusan Moody's memangkas peringkat utang BUMI itu. "Moody's sedang dalam 'mood' yang bagus untuk memangkas peringkat siapapun," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, kemarin.
Sementara, Fitch Ratings menurunkan outlook INDY dari positif menjadi stabil. Namun, Fitch masih mempertahankan peringkat utang INDY di B+ dengan recovery rating RR4.
Revisi outlook ini mempertimbangkan ekspektasi harga batubara tidak akan menguat hingga dua tahun ke depan. Fitch pun menduga, aliran dividen dari anak usaha INDY, PT Kideco Jaya Agung akan menurun secara signifikan tahun ini. INDY kini menguasai 46% saham Kideco.
Tercatat, pada tahun 2012 lalu, INDY memperoleh keuntungan dividen dari Kideco sebesar US$ 207 juta. Fitch menghitung, dividen tersebut diperkirakan akan menyusut drastis hingga berada di bawah US$ 100 juta pada tahun 2014 nanti.
Kemarin, harga saham BUMI turun 1,96% menjadi Rp 500 per saham. Sedangkan, harga INDY naik 1,45% ke Rp 700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News