kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang SUN, pemerintah cuma serap Rp 11,35 T


Selasa, 14 Maret 2017 / 20:28 WIB
Lelang SUN, pemerintah cuma serap Rp 11,35 T


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sikap investor menjelang Rapat The Fed semakin terlihat wait and see. Hal ini berdampak pada Lelang surat utang negara (SUN) hari ini, Selasa (14/3). Pemerintah bahkan hanya menyerap Rp 11,35 triliun dalam kali lelang ini.

Penyerapan tersebut masih di bawah dari target indikatif sebesar Rp 15 triliun. Target maksimal adalah Rp 22,5 triliun. Total penawaran dari investor yang masuk mencapai Rp 26,44 triliun.

I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities berpendapat wajar jika lelang kali ini nominal yang dimenangkan pemerintah terbilang lebih rendah ketimbang lelang 28 Februari lalu.

Misalnya saja lelang sebelumnya pemerintah menyerap Rp 16,35 triliun dan lelang kemarin pemerintah cuma menyerap Rp 11,35 triliun.

Hal tersebut menurut Made dipicu semakin terlihatnya sikap wait and see dari investor jelang rapat The Fed malam nanti yang berencana untuk menaikkan suku bunga. Memang sejatinya, investor sudah mengetahui The Fed bakal menaikkan suku bunga di tahun ini, bahkan diperkirakan pasar akan mengerek hingga tiga kali.

"Sebetulnya estimasi awal saya penawaran dari investor yang masuk bisa mencapai Rp 30 triliun, namun hasilnya di bawah ekspetasi," kata Made.

Meski begitu, menurut Made jika dilihat dari yield-nya lelang kali ini bisa dikatakan kompetitif dalam artian di tengah investor wait and see namun investor meminta yield yang masih sesuai dengan pasar.

Ia menilai bahwa dalam lelang kali ini bahwa pemerintah tetap memenangkan lelangnya berdasarkan kualitas yield yang diminta. "Sepanjang yield-nya dimenangkan ini masih demand dengan market berarti posisi tawar pemerintah masih ada," ujar Made

Selain itu, dari lelang kali ini, investor sudah mulai percaya untuk masuk ke tenor panjang melihat kondisi nilai tukar rupiah yang terbilang stabil juga diikuti kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang membaik.




TERBARU

[X]
×