Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (8/8). Dalam penawaran SUN kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 15 triliun.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan memperkirakan, total penawaran yang masuk pada lelang itu bisa mencapai Rp 30 triliun sampai Rp 35 triliun. Mengingat, demam investor masih tinggi lantaran yield surat utang Indonesia kian menarik.
Lihat saja, yield SUN bertenor 10 tahun berada di level 6,9%. Sementara yield surat utang dengan tenor yang sama di negara tetangga, seperti Thailand maupun Filipina, jauh di bawah angka tersebut, yakni 3%4%. "Otomatis, dengan level yield Indonesia seperti ini, investor asing masih tertarik untuk masuk," kata Ariawan, Jumat (4/8).
Selain itu, prospek perekonomian negara kita masih positif. Ariawan memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5%. Ini membuat peluang penerbitan SUN dalam lelang Selasa pekan depan lebih besar dari target indikatif masih sangat terbuka lebar.
"Kalau yield yang diminta investor tidak terlalu tinggi sementara permintaan besar, otomatis pemerintah memanfaatkan kesempatan ini untuk menerbitkan lebih dari target indikatif," ujar Ariawan. Sekadar informasi, pada lelang SUN sebelumnya, Selasa (25/7), pemerintah menyerap penawaran di atas target indikatif, Rp 21,05 triliun.
Nah, untuk lelang minggu depan, pemerintah kembali menawarkan lima seri. Pertama, seri SPN12171109 yang bakal jatuh tempo pada 9 November 2017 dengan tingkat kupon diskonto. Tingkat kupon serupa juga diberlakukan bagi seri kedua, SPN12180809. Ini juga merupakan seri anyar yang memiliki tenggat waktu hingga 9 Agustus 2018.
Ketiga, seri FR0061 dengan tingkat kupon sekitar 7% dan jatuh tempo pada 15 Mei 2022. Keempat, seri FR0074 yang kadaluarsa pada 15 Agustus 2032 dan memiliki tingkat kupon 7,5%. Kelima, seri FR0075 yang merupakan seri baru dan jatuh tempo pada 15 Mei 2038. Seri ini bakal menggunakan tingkat bunga tetap (fixed rate) yang ditetapkan pada 8 Agustus mendatang.
Sama seperti penjualan SUN sebelumnya, pelaksanaan lelang menggunakan sistem yang diselenggarakan Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka (open auction), memakai metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Sedang pemenang lelang yang menyodorkan penawaran pembelian non-kompetitif (non-competitive bids) bakal membayar sesuai yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News